Waspadai Penyakit Ain Bisa Akibatkan Kematian, Ini Langkah Pencegahan Menurut Ustadz Abduh Tuasikal

- 17 Juni 2022, 15:21 WIB
Waspadai Penyakit Ain Bisa Akibatkan Kematian, Ini Langkah Pencegahan Menurut Ustadz Abduh Tuasikal
Waspadai Penyakit Ain Bisa Akibatkan Kematian, Ini Langkah Pencegahan Menurut Ustadz Abduh Tuasikal /Tangkapan Layar YouTube/Yufid.TV /

SEPUTARTANGSEL.COM - Penyakit Ain adalah penyakit yang terjadi karena pengaruh pandangan hasad (dengki) dari orang yang dengki.

Penyakit Ain bisa membahayakan orang yang dipandang. Misalnya saja anak kecil yang dipandang dengan penuh dengki, maka ia bisa jatuh sakit atau terus-terusan menangis.

Pimpinan Pesantren Darush Sholihin, Muhammad Abduh Tuasikal mengatakan penyakit Ain itu nyata adanya.

Baca Juga: Awas, Jangan Dahului Imam Saat Sholat Berjamaah, Ustadz Abdul Somad Ungkap Azab Ini di Hari Kiamat

"Pandangan mata bisa menyebabkan orang lain sakit, atau bahkan meninggal," katanya dikutip SeputarTangsel.Com dari Rumaysho.com Jumat 17 Juni 2022.

Tentunya penyakit Ain begitu berbahaya dan menakutkan, namun dapat dicegah.

‘Ain dari kata ‘aana – ya’iinu yang artinya: terkena sesuatu hal dari mata. Asalnya dari kekaguman orang yang melihat sesuatu, lalu diikuti oleh respon jiwa yang negatif, lalu jiwa tersebut menggunakan media pandangan mata untuk menyalurkan racunnya kepada yang dipandang tersebut.

Orang akan bertanya-tanya, mana mungkin sekadar memandang akan menimbulkan penyakit.

Baca Juga: Jika Sulit Melupakan Mantan, Ini Saran Ustadz Salim A. Fillah

Oleh karena itulah Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

“Ain itu benar-benar ada! Andaikan ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, sungguh ‘ain itu yang bisa” (HR. Muslim no. 2188).

Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

أكثرُ مَن يموت بعدَ قضاءِ اللهِ وقَدَرِهِ بالعينِ

“Sebab paling banyak yang menyebabkan kematian pada umatku setelah takdir Allah adalah ain” (HR. Al Bazzar dalam Kasyful Astar [3/ 404], dihasankan oleh Al Albani dalam Shahih Al Jami’ no.1206).

Baca Juga: Buya Yahya Menjawab: Diterimakah Kurban Orang yang Belum Akikah?

Secara nyata penyakit ini juga banyak disaksikan masyarkat umum. Ketika didapati adanya orang-orang yang jatuh sakit secara tiba-tiba tanpa sebab yang jelas.

Menurut Ustadz Abduh Tuasikal, terdapat beberapa cara mencegah penyakit Ain:

1. Jangan memajang foto anak atau harta kekayaan di media sosial

Syaikh Sholih Al Munajjid berkata:

“Ain bisa ditimbulkan dengan melihat pada gambar seseorang secara langsung atau melihatnya di TV. Bahkan bisa hanya dengan mendengar, lalu dikhayalkan dan terkenalah ‘ain. Kita memohon pada Allah keselamatan.” (Fatwa Al Islam Sual wal Jawab no. 122272)

Baca Juga: Anda Ingin Dimudahkan dalam Jodoh? Ustadz Adi Hidayat Anjurkan Baca Ayat Quran Ini Saat Sholat Tahajud

2. Mendekati Allah

Kunci utama agar terjauhkan dari ‘ain adalah mendekatkan diri pada Allah dengan tawakkal pada-Nya, juga selalu rutinkan dzikir setiap harinya agar diri dan anak kita selamat dari orang yang hasad (dengki).

Hanya kepada Allah tepat berlindung sebagaimana disebutkan dalam surat Al Falaq, kita berlindung dari kejelekan orang yang hasad ketika ia hasad.

3. Perbanyak Dzikir

Sebagian ulama berpendapat bahwa untuk mencegah ‘ain ketika melihat suatu hal yang menakjubkan pada orang lain, mengucapkan:

ما شاء الله لا قوة إلا بالله

/laa haula walaa quwwata illa billah/

Baca Juga: Ibu yang Sibuk Urus Anak Balita, UAH Sarankan Sempatkan Sholat Tahajud dan Baca Ayat Quran Ini Agar Dimudahkan

4. Mendoakan Keberkahan

Hadits-hadits menunjukkan bahwa untuk mencegah ‘ain adalah dengan tabriik (mendoakan keberkahan), misalnya mengucapkan: “baarakallahu fiik” (semoga Allah memberkahimu) atau “baarakallahu laka” (semoga Allah memberkahimu).

Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

"Jika salah seorang dari kalian melihat pada diri saudaranya suatu hal yang menakjubkan maka doakanlah keberkahan baginya, karena ‘ain itu benar adanya” (HR. An Nasa’i no. 10872, disahihkan Al-Albani dalam Shahih An Nasa’i).

5. Hilangkan Hasad Pada Orang Lain

Bagian penting agar tidak menimbulkan penyakit ‘ain pada diri orang lain adalah menghilangkan rasa hasad kepada orang lain. Karena hasad itu tercela. Dari Anas bin Malik radhiallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Baca Juga: Ustadz Abdul Somad Jelaskan 2 Hal yang Bikin Sholat Tidak Diterima Allah SWT, Simak Penjelasannya

“Janganlah kalian saling membenci, saling memutus hubungan, saling menjauh, saling hasad. Jadilah kalian sebagai hamba Allah yang bersaudara” (HR. Bukhari no. 6076, Muslim no.2559).

Dan hasad kepada nikmat yang didapatkan orang lain, berarti tidak ridha kepada keputusan Allah dan pembagian rezeki oleh Allah.

“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” (QS. An Nisa’: 32).

Cara mengobati penyakit ain:

1. Tawakal dan Sabar

Ketika orang terlanjur terkena ‘ain maka yang pertama kali harus dilakukan adalah bersabar.

Baca Juga: Ingin Rezeki Lancar? Baca Ayat Al Quran Ini Saat Sholat Tahajud Seperti yang Diajarkan Ustadz Adi Hidayat

Hendaknya ia meyakini bahwa penyakit ‘ain itu terjadi atas izin Allah. Jika orang yang terkena ‘ain bertawakal kepada Allah sepenuhnya, maka pasti Allah akan sembuhkan. Allah Ta’ala berfirman:

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

“Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah pasti Allah akan penuhi kebutuhannya” (QS. Ath Thalaq: 3).

2. Mandi dari air bekas mandi orang yang menyebabkan ‘ain

3.Mandi dari air bekas wudhu orang yang menyebabkan ‘ain

Baca Juga: Baca Dzikir Ini Agar Doa Cepat Dikabulkan

3. Ruqiyah Sar'iyah

Sebagaimana hadits dari Asma bintu Umais radhiallahu’anha, ia berkata:

“Wahai Rasulullah, Bani Ja’far terkena penyakit ‘ain, bolehkah kami minta mereka diruqyah? Nabi menjawab: iya boleh. Andaikan ada yang bisa mendahului takdir, itulah ‘ain” (HR. Tirmidzi no.2059, Ibnu Majah no. 3510, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibnu Majah).***

Editor: Taufik Hidayat


Tags

Terkait

Terkini