SEPUTARTANGSEL.COM - Kenakalan pada anak adalah fenomena sosial yang sering terjadi, terutama untuk kalangan remaja seperti siswa atau pelajar.
Anak-anak yang masih di bawah umur biasanya akan mencari jati diri dengan meniru apa yang ada di depan matanya, entah itu orang tua, teman, film, atau idolanya.
Oleh karena itu kenakalan pada anak didasari oleh dampak negatif dari lingkungan sekitar mau itu rumah, sekolah bahkan di masyarakat luas.
Baca Juga: Ada 4 Pintu Utama Cara Setan Menggoda Manusia, Salah Satunya Rakus
Peran orang tua sangat penting bagi pembentukan karakter anak. Perlu diingat seorang kepala rumah tangga memiliki tugas yang mulia untuk mendidik istri dan anak-anaknya.
Sebagaimana yang terdapat dalam firman Allah surah At-tahrim ayat 6 dalam bagian, yang berbunyi;
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS. At-Tahrim: 6)
Kenakalan pada anak beragam macamnya, misalnya kenakalan yang timbul di rumah, ada anak yang susah diatur, ada anak yang mudah membantah perkataan orang tua, anak yang berbicara keras di hadapan orang tua, dan sampai ada anak yang memukul orang tuanya sendiri.
Baca Juga: 5 Tingkatan Hasad yang Wajib Diketahui, Tidak Semuanya Negatif
Sebagai orang tua yang baik tetutama bagi seorang kepala keluarga, diharuskan memiliki kesabaran dalam mengurus serta mendidik anak dalam kebaikan dan mengikuti suri tauladan nabi Muhammad.
Dilansir SeputarTangsel.Com dari rumaysho, ada lima faktor utama kenapa kenakalan anak bisa terjadi, yaitu:
1. Orang Tua yang jauh dari agama
Anak selalu mengikuti atau menuruti contoh untuk melakukan sesuatu, tetutama orang tua yang merupakan panutan pertama di rumah.
Seperti yang dijelaskan dalam Tafsir Inbu Katsir atau juga disebut Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, karangan Damasyqi dan Imaduddin, jilid 7, halaman 321 terbitan Al-Kitab Al Ilmi, 2007. Yang menjelaskan seorang muslim bertanggung jawab mengajari keluarganya.
حَقُّ عَلَى المسْلِمِ أَنْ يُعَلِّمَ أَهْلَهُ، مِنْ قُرَابَتِهِ وَإِمَائِهِ وَعَبِيْدِهِ، مَا فَرَضَ اللهُ عَلَيْهِمْ، وَمَا نَهَاهُمُ اللهُ عَنْهُ
“Menjadi kewajiban seorang muslim untuk mengajari keluarganya, termasuk kerabat, sampai pada hamba sahaya laki-laki atau perempuannya. Ajarkanlah mereka perkara wajib yang Allah perintahkan dan larangan yang Allah larang.” (HR. Ath-Thabari, dengan sanad shahih dari jalur Said bin Abi ‘Urubah, dari Qatadah. Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 7:321).
2. Lingkungan dan teman yang buruk
Semakin baik lingkungan disekitar anak, pasti akan mendukungnya pula dalam kebaikan. Begitu pula sebalikanya jika lingkungannya buruk seperti banyak pemabuk, pecandu narkoba, pecandu game atau bahkan pergaulan bebas.
Maka itu akan anak berpengaruh buruk bagi perkembangannya. Orang tua dituntut untuk ekstra hati-hati dalam memilih lingkungan untuk perkembangan anak kedepan.
3. Perilaku yang buruk dari orang tua
Anak dapat menjadi nakal mungkin dapat disebabkan karena didikan kasar dari orang tua, dididik dengan pukulan, dididik dengan perkataan yang pedas, dan kadang menghina anak itu sendiri sehingga akhirnya timbul perangai dan akhlak yang jelek pada anak.
Atau anak berbuat kenakalan karena kurangnya kasih sayang atau perhatian yang berikan dari orang tua, sehingga anak mencari pelarian lain, untuk membuat dirinya merasa di terima dan aman, kadang tidak sedikit anak akan memiliki prilaku menyimpang jika lingkungan bersosialnya buruk.
4. Perselisihan dan Percekcokan orang tua
Di dalan rumah merupakan tempat yang paling aman bagi anak untuk berlindung, tetapi akan berbeda jika rumah tersebut dipenuhi perselisihan orang tua.
Anak akan merasa tidak betah tinggal dirumah dan memilih untuk pergi, dampak ini lebih besar bagi anak remaja karena banyak orang tua akan mengabaikan kebaikan untuk anaknya dan memilih memikirkan diri sendiri.
5. Tayangan film kekerasan
Banyak film yang memiliki genre, dan kewajiban orang tua dalam mendidik anak menjadi pribadi yang baik adalah tidak membiarkan anak menonton film yang tidak sesui dengan usianya.
Film merupakan hiburan tetapi bisa jadi bumerang bagi anak yang tidak menonton sesuai dengan usianya. Tugas orang tua adalah memberikan arahan pada anak dalam setiap dia menonton film yang tidak baik.***