Tentang Haji Mabrur, Begini Penjelasan Quraish Shihab

- 17 Juli 2021, 20:11 WIB
Ilustrasi Haji
Ilustrasi Haji /Pixabay/Adliwahid

SEPUTARTANGSEL.COM - Setiap umat muslim di seluruh dunia sudah pasti mempunyai cita-cita untuk pergi menunaikan ibadah haji.

Bukan hanya sekadar pergi, ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam dan hukumnya wajib bagi umat muslim yang mampu.

Seseorang yang berkesempatan untuk menunaikan ibadah haji tentu mempunyai harapan agar menjadi haji yang mabrur.

Baca Juga: Minta Sholat Idul Adha 1442 Hijriah Digelar di Rumah, Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir: Itu Juga Mushalla

Hal ini tidak bisa dilepaskan dari ganjaran bagi haji yang mabrur, yaitu surga. Sebagaimana dari Abu Hurairah ra, Rasulallah SAW bersabda:

"Haji yang mabrur tiada balasan baginya kecuali surga." (HR. Bukhari dan Muslim).

Lalu apa sebetulnya haji mabrur itu? Bagaimanakah cara menjadi haji mabrur?

Ahli Tafsir Al-Qur'an Profesor Muhammad Quraish Shihab mengungkapkan bahwa sebagian besar orang mengartikan haji mabrur sebagai haji yang sah.

Baca Juga: Christian Sugiono Unggah Foto Temani Anak Salat, Netizen Serbu dengan Pertanyaan Ini

Namun, dia mempunyai pandangan yang berbeda mengenai pengertian haji mabrur.

Menurut Quraish Shihab, haji mabrur berasal dari kata abbara-yabirru yang mempunyai arti menepati.

"Haji mabrur itu maksudnya bukan haji yang sah. Haji mabrur itu terambil dari kata abbara-yabirru, menepati," kata Quraish Shihab, dikutip SeputarTangsel.Com dari kanal YouTube Quraish Shihab, Sabtu, 17 Juli 2021.

Dia menyampaikan bahwa orang yang melaksanakan haji itu bagaikan membuat sebuah perjanjian dengan Allah SWT.

Baca Juga: PPKM Darurat Jawa-Bali Resmi Diperpanjang, Dr. Tira: Kalo Ga Bisa Menghidupi Warga Ya Jangan

Ritual ibadah haji yang dilaksanakan seperti tawaf, mencium Hajar Aswad, sa'i, melempar jumrah, tahallul, dan wukuf adalah rangkaian janji yang dibuat dengan Allah SWT.

Quraish Shihab menilai, akan terlalu murah menyebut seseorang sebagai haji mabrur jika hanya diartikan sebagai haji yang sah.

Akan terlalu murah juga seseorang mendapatkan balasan surga, jika hanya melaksanakan ritual haji semata.

Menurutnya, seseorang dapat dikatakan sebagai haji mabrur ketika orang tersebut kembali ke tempat asalnya dan bisa menepati janji-janji yang telah dibuatnya.

Baca Juga: Jokowi Melarang Vaksin Berbayar, Gus Nadir: yang Kemarin Ngeyel Dukung Vaksin Berbayar Harap Bubar

"Jadi, haji mabrur adalah haji yang oleh pelakunya menepati janjinya. Jadi, haji mabrur itu bukan di sana, tapi setelah kembali, ditepati janji Anda atau tidak," ucapnya.

Oleh karena itu, menurut Quraish Shihab, orang yang dapat dikatakan sebagai haji mabrur adalah orang yang bisa menepati janji yang dibuatnya ketika berada di Mekkah setelah kembali ke tempat tinggalnya masing-masing.

Selain itu, dia mengingatkan bagi orang yang mampu pergi haji, namun terkendala tidak mendapat kuota sampai akhir hayatnya, dapat pergi umroh dan tidak perlu memaksakan diri karena hukumnya menjadi tidak wajib.

Baca Juga: Nakes Kewalaha, TNI hingga BIN Turun Tangan Adakan Pelatihan Vaksinator Bagi Mahasiswa Kedokteran

Cendekiawan Muslim itu juga menambahkan bagi yang ingin pergi haji, namun tidak bisa, dapat mengundang Tuhan untuk datang ke rumah masing-masing. Menurut Quraish Shihab hal tersebut tidak ada bedanya dengan berkunjung menemui Tuhan di Mekkah.

"Katanya, orang yang berhaji itu berkunjung ke rumah kekasih. Kalau Anda tidak dapat berkunjung ke rumah kekasih, undanglah kekasih ke rumah Anda. Undang Tuhan ke rumah Anda. Itu sama saja," pungkasnya.***

Editor: Tining Syamsuriah


Tags

Terkait

Terkini