Apakah Boleh Puasa Setelah Nisfu Syaban?

- 20 Maret 2021, 07:05 WIB
Nisfu Syaban merupakan malam penuh ampunan.
Nisfu Syaban merupakan malam penuh ampunan. /Ilustrasi: Pixabay / Mohamed Hasan/

SEPUTARTANGSEL.COM – Syaban merupakan bulan yang mempunyai banyak keutamaan. Umat Islam disunahkan untuk melakukan banyak amalan, seperti puasa sunnah.

Salah satu keutamaan yang diyakini adalah nisfu Syaban. Malam di mana manusia dapat memperoleh ampunan dan keberkahan.

Malam nisfu Syaban jatuh pada tanggal 15 dan di tahun 2021 itu berarti tanggal 27 Maret. Satu pekan dari sekarang.

Baca Juga: Beredar Video Mery Kusumawati Ungkap Perasaan Ventje Rumengkang Soal Partai Demokrat, Vera Vebyanthy: Bohong!

Baca Juga: Jubir: Cegah Kerumunan, Tak Ada Registrasi Vaksinasi di Grab Vaccine Center

Terlepas dari perayaannya yang masih sering diperdebatkan, pertanyaannya masih bolehkah berpuasa setelah nisfu Syaban?

Rasulullah diriwayatkan oleh Aisyah ra, paling banyak melakukan puasa selain Ramadhan di bulan Syaban.

Ulama Mazhab Syafi’I menyatakan puasa setelah nisfu Syaban haram kecuali dengan syarat tertentu.

Baca Juga: Rizal Ramli Unggah Kenangan Ventje Rumengkang, Rachland Nashidik Komentar: Saya Tahu Sifat Oportunis Anda

Baca Juga: Remaster Game Life Is Strange: True Colors, Square Enix Umumkan Akan Tersedia di Beberapa Konsol

“Puasa setelah nisfu Syaban diharamkan, karena masuk hari syak, kecuali ada sebab tertentu. Seperti orang yang sudah terbiasa melakukan puasa dhahar, puasa daud, puasa Senin Kamis, puasa nazar, puasa qadha, baik wajib atau pun sunnah, puasa kafarah, dan melakukan puasa nisfu Syaban dengan syarat adalah sudah berpuasa sebelumnya, meski satu hari nisfu Syaban,” tulis pernyataan laman Islam NU yang dilansir SeputarTangsel.com.

Lebih jauh dijelaskan oleh Buya Yahya pada kanal Youtube Buya Yahya, pengharaman puasa dilakukan karena adanya yaumul syak. Hari di mana orang ragu-ragu apakah sudah masuk bulan Ramadhan atau belum.

Alasan lain diharamkannya berpuasa setelah nisfu Syaban, agar umat Islam sudah mulai mempersiapkan fisik dan mental menghadapi Ramadhan yang sebentar lagi akan tiba.

Baca Juga: Tim Bulu Tangkis Indonesia Dipaksa Mundur dari All England, Anthony Ginting Bandingkan Liga Inggris

Baca Juga: Ajax dan Villareal Melaju ke Perempat Final Liga Eropa Bersama 6 Tim Lain

Namun, Buya Yahya juga mengatakan bahwa haramnya puasa tidak berlaku pada orang yang sudah terbiasa berpuasa sunnah, seperti puasa Senin Kamis dan Ayamul Bid, dan mempunyai kewajiban membayar kafarah atau Qadha.

Ustadz Abdul Somad dalam ceramahnya yang dikutip SeputarTangsel.com dari kanal Youtube Dakwah juga memberikan pernyataan senada dengan Bu Yahya.

Menurut Ustadz Abdul Somad, orang yang belum membayar qadha puasa harus menyelesaikan puasa sebelum Ramadhan tiba. Jika sudah Ramadhan maka orang tersebut harus membayar denda berupa fidyah dengan tidak menghilangkan kewajiban puasa qadha.

Baca Juga: Cynthiara Alona Jadi Tersangka Prostitusi, Polisi Temukan Puluhan Kamar Hotelnya Dipenuhi Anak di Bawah Umur

Baca Juga: Heboh Guru Honorer di Garut Alami Lumpuh Setelah Divaksin Covid-19, Begini Kronologinya

Ulama selain Imam Syafi’I menyatakan hadis yang menjelaskan haramnya puasa setelah nisfu Syaban lemah.

Kesimpulannya, semua ulama sepakat bahwa puasa setelah nisfu Sya’ban diperbolehkan untuk orang yang terbiasa berpuasa dan mempunyai kewajiban qadha dan kafarat. ***

Editor: Ignatius Dwiana


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah