Muhammadiyah Atau NU, Mana yang Dipilih? Ini Kata Ustadz Adi Hidayat

7 November 2021, 19:59 WIB
Pilih Muhammadiyah atau NU? Cek penjelasan Ustadz Adi Hidayat /Tangkapan layar kanal YouTube Audio Dakwah/

SEPUTARTANGSEL.COM – Pembicaraan seputar Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) kembali mencuat seminggu terakhir.

Sebagian orang kembali membanding-bandingkan kedua organisasi massa (ormas) terbesar di Indonesia tersebut dan mengaitkannya dengan ajaran Islam.

Ustadz Adi Hidayat sudah membahas tentang Muhammadiyah dan NU sejak dua tahun yang lalu.

Baca Juga: Muhammadiyah Trending di Twitter, Netizen: Sadarlah, Jangan Mau Diadu Domba

Menurut Ustadz Adi Hidayat, ulama Indonesia mempunyai kesempatan belajar yang sangat luas. Akibatnya, mereka ada yang belajar di Libya, Arab Saudi, Qatar, dan seterusnya.

Setelah kembali ke Indonesia, semua ulama mengajarkan kepada umat di wilayahnya masing-masing sesuai dengan yang dipelajari.

Sebagai contoh, ada yang mengajarkan membaca surat Al Fatihah dengan bacaan basmalah diucapkan dengan jelas dan ada yang tidak.

Jadi, ketika orang di suatu wilayah pergi ke tempat lainnya dianggap berbeda. Orang yang tidak melafalkan dengan jelas basmalah ketika membaca surat Al Fatihah dianggap Muhammadiyah dan yang sebaliknya dianggap NU.

Padahal itu bukan suatu yang mendasar. Masyarakat hanya belum diajarkan tentang fiqih ikhtilaf, sehingga sering belum bisa menyikapi perbedaan.

Baca Juga: Ustadz Adi Hidayat Ajarkan Nilai Ketauhidan dari Lagu Cicak di Dinding  

“Sejak kapan Abu Bakar As Shidiq jadi Muhammadiyah? Sejak kapan Ibnu Umar menjadi NU?” tanya Ustadz Adi Hidayat, sebagaimana dikutip SeputarTangsel.Com dari kanal YouTube Audio Dakwah yang tayang 17 Februari 2019.

Ustadz yang biasa dipanggil secara singkat dengan UAH tersebut menjelaskan, sahabat Nabi tidak ada yang mengajarkan Islam Muhammadiyah atau Islam NU.

Kedua organisasi didirikan lebih dari 1.000 tahun setelahnya. Muhammdiyah berdiri 18 November 1912. Sementara NU didirikan beberapa tahun kemudian, tepatnya 31 Januari 1926.

Baca Juga: Ustadz Adi Hidayat Ungkap Solusi Bebas dari Jeratan Pinjol, Simak Penjelasannya

“Organisasi didirikan untuk memudahkan cara kita menjalankan syariat. Kalau pingin ikut silakan, cocok silakan. Tidak cocok, saling toleransi dalam kebaikan. Silakan pilih yang kira-kira memudahkan kita dalam jalan menuju Allah,” ujar UAH.

Namun, dalam penjelasannya UAH meminta keikutsertaan dengan Muhammadiyah dan NU jangan dikaitkan dengan dalil-dalil yang berbeda dalam menjalankan syariat, apalagi berselisih.

Ustadz Adi Hidayat berpesan, semua berasal dari Nabi. Jadi tidak perlu diperdebatkan.

“Kalau semua berasal dari Nabi, masa antum menyoalkan Nabi?” pungkas Ustadz Adi Hidayat. ***

Editor: Sugih Hartanto

Tags

Terkini

Terpopuler