Stunning video shows explosions just minutes ago at Beirut port pic.twitter.com/ZjltF0VcTr— Borzou Daragahi ???????? (@borzou) August 4, 2020
Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab, menyebut bencana ini diakibatkan ledakan 2.700 ton amonium nitrat.
Ledakan besar akibat bahan yang sama, sebutnya, juga pernah terjadi di Tianjin, sebuah kota pelabuhan utama 70 mil tenggara ibukota Beijing, pada 12 Agustus 2015.
Ketika itu, serangkaian ledakan dahsyat mengguncang area gudang di mana sejumlah besar bahan kimia berbahaya, juga termasuk natrium sianida dan kalium nitrat, disimpan, dalam beberapa kasus ilegal.
Baca Juga: Update Corona Indonesia 4 Agustus 2020: Tambah 1.922 Positif Covid-19 dan 1.813 Sembuh
Slow motion different view. pic.twitter.com/qj9RCEVP5W— Heather Champion (@winningatmylife) August 4, 2020
Pihak berwenang Cina saat itu mengklaim bahwa ledakan pertama dipicu oleh suhu musim panas menyebabkan senyawa yang sangat mudah terbakar yang disebut nitroselulosa menyala secara spontan.
Toko-toko terdekat dari amonium nitrat kemudian terbakar dan meledak.
Baca Juga: Update Corona Tangsel 4 Agustus 2020: Tambah Terus, Jumlah Pasien Dirawat Kembali Tembus 100
"Saya pastikan kepada Anda bahwa bencana ini tidak akan berlalu tanpa pertanggungjawaban," tegas Hassan Diab, sebagaimana dikutip Seputartangsel.com dari The Guardian.
Hingga saat ini, Menteri Kesehatan Lebanon mengkonfirmasi jumlah korban diperkirakan akan terus bertambah seiring proses penyisiran pusat ledakan.