Unjuk Rasa di Sri Lanka, Tidak Akan Berhenti Hingga Presiden dan PM Mundur

- 10 Juli 2022, 20:56 WIB
Unjuk rasa di Sri Lanka menduduki kediaman Presiden
Unjuk rasa di Sri Lanka menduduki kediaman Presiden /Foto: Reuters/ Dinuka Liyanawette//

Situasi Sri Lanka pada hari ini sudah mulai mereda. Suasana kediaman resmi Presiden dan PM terasa lenggang. Anggota pasukan keamanan dengan membawa senapan serbu berdiri di luar kompleks, tetapi mereka tidak dapat menghentikan orang-orang yang penasaran berkeliaran di istana.

Kehidupan Presiden dan PM Sri Lanka memang dinilai sangat mewah oleh rakyatnya. Berbanding terbalik dengan gan rakyat yang menderita.

Sri Lanka telah mengalami krisis ekonomi terburuk selama tuhuh dekade. Kekurangan mata uang asing telah menghentikan impor kebutuhan pokok, seperti bahan bakar, makanan, dan obat-obatan.

Baca Juga: Menkominfo Bertemu dengan Menteri Media Massa Sri Lanka Bicarakan Upaya Melawan Infodemi

Krisis makin meningkat saat pandemi Covid-19 melanda dunia, Negara yang bergantung pada sektor pariwisata terhantam.

Hal di atas diperparah oleh utang pemerintah yang besar dan terus bertambah. Kenaikan harga minyak dan larangan mengimpor pupuk kimia akhirnya juga menghancurkan pertanian.

Antrean di depan toko-toko untuk mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) terlihat setiap hari. Bahkan, pemerintah meminta masyarakat untuk bekerja di rumah dan menutup sekolah untuk menghemat BBM.

Baca Juga: Dianggap Pakaian Ekstrimis, Sri Lanka dan Swiss Larang Burka 

Terakhir, inflasi negara berpenduduk 22 juta tersebut mencapai 54,6%. Bank Sentral mengingatkan, kondisi bisa naik hingga menjadi  70%. ***

 

Halaman:

Editor: Nani Herawati


Tags

Terkait

Terkini