Dianggap Pakaian Ekstrimis, Sri Lanka dan Swiss Larang Burka

- 16 Maret 2021, 11:00 WIB
Burka
Burka /Ilustrasi: Pixabay / Jürgen Scheffler/

SEPUTARTANGSEL.COM – Dianggap sebagai pakaian kaum ekstrimis, pemerintah Sri Lanka akhirnya melarang penggunaan burka atau cadar bagi wanita Muslim.

Selain melarang burka, pemerintah Sri Lanka juga memutuskan untuk menutup 1.000 sekolah Islam.

Hal ini disampaikan oleh Sarath Weerasekera selaku Menteri Keamanan Publik Sri Lanka. Dia beralasan bahwa pada masa lalu, komunitas Muslim Sri Lanka tidak menggunakan penutup wajah.

Baca Juga: Pabrik-Pabrik China Dibakar, Kini Total Korban Tewas Anti-Kudeta Myanmar Capai 126 Orang

Baca Juga: Sri Lanka Tetap Akan Kremasi Jenazah Covid-19, Abaikan Protes Warga Muslim

“Itu simbol ekstrimisme agama yang muncul belakangan ini,” tutur Sarath, dikutip Seputartangsel.com dari Pikiran-Rakyat.com.

Apa yang dilakukan oleh pemerintah Sri Lanka disebut sebagai upaya untuk menanggulangi kaum terorisme internasional yang belakangan mulai aktif menyebarkan gagasan ekstrim yang menganggu ketertiban.

Upaya pemerintah Sri Lanka untuk melarang burka bagi Muslimah dan menutup ribuan pusat pendidikan Islam amat disesalkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Baca Juga: Bersiap Hadapi Ancaman Kekuatan China dan Korea Utara , Kini AS Mantap Gandeng Jepang dan Korea Selatan

Halaman:

Editor: Ignatius Dwiana


Tags

Terkini

x