Jerman dan Negara Eropa Lainnya Alami Krisis Pasokan Gas Usai Rusia Jatuhkan Sanksi

- 13 Mei 2022, 12:59 WIB
Gazprom Jerman menjadi salah satu perusahaan yang mendapat sanksi energi dari Rusia
Gazprom Jerman menjadi salah satu perusahaan yang mendapat sanksi energi dari Rusia /

SEPUTARTANGSEL.COM - Perang antara Rusia dan Ukraina kini bukan hanya memperburuk kondisi ekonomi saja melainkan juga pasokan energi di Eropa.

Beberapa negara Eropa yang memberikan sanksi pada Rusia atas invasinya di Ukraina kini mulai merasakan akibat karena pasokan energi yang mulai menipis.

Sejak Kamis 12 Mei 2022 Rusia memberlakukan sanksi pada anak perusahaan Eropa milik negara Gazprom hingga meningkatkan tekanan yang ada.

Baca Juga: Crazy Rich Rusia Minta Presiden Putin Digantung Karena Perintahkan Serangan ke Ukraina

Sanksi Rusia diberlakukan pada beberapa perusahaan terutama anak perusahaan Gazprom termasuk Gazprom Germania yang merupakan bisnis perdagangan, penyimpanan, dan transmisi energi.

Sanksi tersebut berlaku juga pada pemilik pipa bagian Polandia dari Yaman-Eropa yang membawa gas dari Rusia.

Ditambah dengan penghentian rute transit utama energi Rusia ke Eropa oleh Ukraina, semakin membuat kegelisahan para pembeli.

Dilansir SeputarTangsel.com dari Reuters, Jumat 13 Mei 2022 bahwa harga gas di Eropa melonjak dengan patokan utama naik 12% akibat adanya ancaman terhadap pasokan dari Rusia.

Baca Juga: Makedonia Utara Perintahkan Enam Diplomat Rusia Tinggalkan Negara Itu

Diketahui bahwa Moskow telah memotong pasukan ke Bulgaria dan Polandia sebagai sanksi karena mendukung Ukraina.

Kini negara-negara Eropa lainnya berlomba untuk mengisi cadangan gas sebelum musim dingin yang mulai menipis.

Jerman yang merupakan negara klien utama Rusia di Eropa, akibat dari sanksi tersebut beberapa anak perusahaan Gazprom Germania tidak menerima pasokan gas.

"Gazprom dan anak perusahaannya terpengaruh," kata Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck kepada majelis rendah Bundestag.

"Ini berarti beberapa anak perusahaan tidak lagi mendapatkan gas dari Rusia. Tapi pasar menawarkan alternatif," ujat Robert lagi.

Namun, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa tak ada hubungan dengan perusahaan yang terkena dampak.

Baca Juga: Rusia Fokuskan Serangan di Donbas untuk Tembus Pertahanan Ukraina

Situs milik pemerintah Rusia menampilkan daftar perusahaan yang terkena sanksi pemutusan pasokan gas dan sebagian besar berasal dari negara-negara anggota Uni Eropa yang memberikan sanksi karena telah menginvasi Ukraina.

Pada daftar tersebut termasuk fasilitas penyimpanan gas terbesar Jerman di Rehden di Lower Saxony yang memiliki kapasitas empat miliar kubik dan dioperasikan oleh Astora serta Wingas.

Wingas sendiri mengatakan akan terus beroperasi, hanya saja akan mengalami kekurangan.

Bila perusahaan yang terkena sanksi tak dapat beroperasi, perusahaan lain seperti utilitas gas dapat mengambil alih kontrak.

Menurut direktur di Eurasia Group Henning Gloystein, hal tersebut mungkin akan melibatkan persetujuan persyaratan baru dengan Gazprom termasuk mengenai pembayaran.

"Ini mungkin yang dimaksudkan Gazprom di sini, selain mengirim sinyal pembalasan (untuk sanksi UE)," tambahnya.

Kini aliran gas Rusia ke Jerman berlanjut melalui pipa Nord Stream 1 di bawah Laut Baltik.***

 

Editor: Dwi Novianto


Tags

Terkait

Terkini

x