Network
SEPUTARTANGSEL.COM - Sebuah pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) terbesar milik Ukraina, Zaporizhzhia terbakar usai ditembaki Rusia.
PLTN yang disebut-sebut terbesar di Eropa itu terbakar dalam pertempuran sengit yang terjadi di sekitar 550 km tenggara ibukota Ukraina, Kyiv.
Menurut Wali Kota Energodar, Dymtro Orlovterbakarnya PLTN terbesar milik Ukraina itu menimbulkan korban meski tak menjelaskannya secara rinci.
Baca Juga: Sanksi Serang Ukraina, Nike dan IKEA Tutup Tokonya di Rusia
"Sebagai akibat dari serangan musuh yang terus menerus terhadap bangunan dan unit PLTN terbesar di Eropa, PLTN Zaporizhzhia terbakar," kata Orlov, dikutip SeputarTangsel.Com dari Reuters pada Jumat, 4 Maret 2022.
Menanggapi hal ini, Menteri Energi Amerika Serikat (AS) Jennifer Granholm mengatakan tak ada indikasi peningkatan radiasi di PLTN Zaporizhzhia.
Meski begitu, kebakaran yang disebabkan Rusia tersebut berdampak terhadap pasar keuangan di Asia. Nilai saham jatuh dan harga minyak terus melonjak.
Joe Biden pun berbicara kepada Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy untuk mendapatkan informasi terbaru tentang situasi di sekitar PLTN yang menyediakan lebih dari seperlima total listrik di wilayahnya itu.
Gedung Putih mengatakan, Joe Biden juga mendesak negara pimpinan Vladimir Putin untuk segera menghentikan kegiatan militernya di daerah kebakaran.
"Presiden Joe Biden bergabung dengan Presiden Volodymyr Zelenskiy dalam mendesak Rusia untuk menghentikan kegiatan militernya di daerah itu dan mengizinkan petugas pemadam kebakaran dan penanggap darurat untuk mengakses situs itu," ungkap Gedung Putih.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan, tentara Rusia menembaki PLTN dari semua sisi.
Akibat hal ini, Kuleba mendesak Rusia agar segera menghentikan api dan mengizinkan petugas pemadam kebakaran membangun zona keamanan.***
