Sebagian Besar SPBU di Inggris Kehabisan Stok BBM karena Serbuan Pembeli yang Panik

- 27 September 2021, 23:41 WIB
Salah satu antrean bahan bakar di Inggris.
Salah satu antrean bahan bakar di Inggris. /Foto: Reuters/ Peter Nicholls/

SEPUTARTANGSEL.COM – Stasiun-stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Inggris mulai kehabisan stok BBM pada hari Senin, 27 September 2021 waktu setempat.

Kekosongan terjadi, karena pembeli yang panik menyerbu SPBU. Warga Inggris berbondong-bondong menyerbu pompa bensin, menyusul pengumuman distribusi yang terhambat.

Pasalnya, perusahaan minyak Inggris kekurangan pengemudi yang mengantar pasokan bahan bakar.

Baca Juga: Menteri Transportasi Inggris Minta Warga Tidak Panik dan Normal Beli Bahan Bakar  

Kekurangan bahan bakar mengerikan terungkap ketika pandemi Covid-10 mulai mereda. Hal ini menambah krisis rantai pasokan di Inggris mulai dari makanan menjelang hari Natal.

Jika situasi terus berlanjut, diperkirakan ekonomi negara dapat mengalami kehancuran.

Sampai kini, pengemudi kendaraan bermotor di Inggris terlihat masih antre berjam-jam mengisi bahan bakar di stasiun yang masih melayani, meski dijatah.

Pemerintah sendiri mengimbau, petugas Dinas Kesehatan Nasional Inggris (NHS) untuk dipriroritaskan mendapat bahan bakar.

"Saat pompa mengering, ada risiko nyata bahwa staf NHS tidak akan dapat melakukan pekerjaan mereka, dan memberikan layanan dan perawatan penting kepada orang-orang yang sangat membutuhkannya," ujar Dr Chaand Nagpaul, ketua dewan Asosiasi Medis Inggris dikutip SeputarTangsel.Com dari Reuters, Senin 27 September 2021.

Baca Juga: Prancis Batalkan Pertemuan dengan Inggris Setelah Kesepakatan Kapal Selam Gagal, Begini Lengkapnya

Asosiasi Pengecer Bensin (PRA), yang mewakili pengecer bahan bakar independen mengatakan, anggotanya telah melaporkan bahwa 50% hingga 90% pompa kering di beberapa daerah.

Sekretaris Lingkungan George Eustice mengatakan, tidak ada kekurangan bahan bakar. Dia mendesak orang untuk menghentikan pembelian panik dan mengatakan tidak ada rencana untuk membuat tentara mengemudikan truk.

Kementerian Pertahanan Inggris hanya menyebutkan, akan membantu pengujian pengemudi baru.

sejumlah politisi di Uni Eropa mengaitkan tekanan rantai pasokan dengan referendum Brexit 2016 dan keputusan Inggris selanjutnya untuk mencari hubungan yang jauh dengan blok tersebut.

Baca Juga: Menhan Prabowo Saksi dari Tanda Tangan Kontrak Kapal Frigat TNI AL pada Pameran Internasional DSEI di Inggris

"Gerakan bebas buruh adalah bagian dari Uni Eropa dan kami berusaha sangat keras untuk meyakinkan Inggris untuk tidak meninggalkan Uni," kata Olaf Scholz, kandidat Sosial Demokrat untuk menggantikan Angela Merkel sebagai Kanselir Jerman.

"Mereka memutuskan secara berbeda. Saya berharap mereka akan mengatasi masalah yang datang dari itu," kata Scholz.

Para Menteri Inggris sendiri bersikeras menyebutkan, tidak hubungan Brexit dengan kondisi yang terjadi di negaranya. Banyak pengemudi truk kembali ke Eropa sebelum Brexit. Inggris juga tidak dapat menguji 40.000 pengemudi selama penguncian COVID-19. ***

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x