Memanas, Beijing Sampaikan Pesan Monohok Atas Pernyataan Wapres AS Kamala Harris Soal Laut China Selatan

- 25 Agustus 2021, 12:05 WIB
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin /REUTERS/Thomas Peter/

SEPUTARTANGSEL.COM - Hubungan antara China dengan Amerika Serikat (AS) kian hari, kian memanas.

China dan AS diketahui kerap berebut pengaruh dunia internasional dalam persaingan dagang.

Persaingan keduanya semakin memanas usai Wakil Presiden AS, Kamala Harris menuduh Beijing telah melakukan pemaksaan dan intimidasi di Laut China Selatan.

Hal itu disampaikan Kamala Harris saat mengunjungi Singapura pada Selasa, 24 Agustus 2021 kemarin.

Baca Juga: Said Didu Diisukan Meninggal Dunia, Begini Faktanya

Adanya tudingan dari Wapres AS itu langsung ditanggapi oleh Beijing melalui Juru Bicara (Jubir) Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) China, Wang Wenbin.

Wang Wenbin mengingatkan AS mengenai situasi dan kondisi di Afghanistan yang menjadi kacau akibat ulah negara Paman Sam yang egois karena telah menarik pasukannya.

"AS selalu berusaha membenarkan egoismenya dan menindas dengan aturan dan ketertiban. Tapi, seberapa banyak orang yang percaya sekarang?" kata Wang Wenbin, dikutip SeputarTangsel.Com dari Antara, Rabu, 25 Agustus 2021.

Baca Juga: Presiden AS Joe Biden Tarik Pasukan dari Afghanistan Setelah Diperingatkan Taliban: Ada Risiko Serangan Akut

Menurut Jubir Kemenlu China itu, sifat egois AS dapat dilihat dari cara-cara AS yang dengan seenaknya datang dan pergi tanpa melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan sekutu.

Wang Wenbin juga mengungkapkan AS menggunakan fitnah, menekan, memaksa, dan menggertak negara lain tanpa menghormati negara tersebut sesuai dengan kepentingannya.

"AS dapat dengan sewenang-wenang memfitnah, menekan, memaksa, dan menggertak negara lain sesuai dengan keinginannya tanpa menghormati negara lain," ungkapnya.

Baca Juga: Tak Dapat Restu, Pria Ini Disiram Oleh Orang Tua Pacarnya Saat Minta Izin Ajak Jalan Anaknya

Lebih lanjut, Beijing mengatakan bahwa Washington adalah negara yang paling bertanggungjawab atas kondisi Afghanistan saat ini.

Hal itu bukan tanpa alasan. Pasalnya, Wengbin menuturkan, AS kerap melontarkan janji kepada Afghanistan untuk menciptakan stabilitas, menciptakan kekacauan, dan mendukung perdamaian.

Namun, AS justru menarik pasukannya dari Afghanistan sehingga negara tersebut dikuasai oleh Taliban.

Baca Juga: Park Yoo Chun Dituduh Ajak Fans Lakukan Hubungan Seks, Mantan Reporter Ini Ungkap Isi Percakapannya

"Pihak As berulang kali dan secara eksplisit berjanji membantu Afghanistan dalam menjaga stabilitas, mencegah kekacauan, dan mendukung perdamaian. AS harus bertanggung jawab atas perkataannya," tutur Wenbin.

Dia juga mengungkapkan bahwa China berbeda dengan AS, Beijing sejak lama selalu memberikan bantuan dalam pembangunan ekonomi dan sosial di Afghanistan.***

Editor: Muhammad Hafid


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x