Baca Juga: Ganjar Pranowo Siapkan Pembelajaran Tatap Muka di Jawa Tengah, Tinjau Uji Coba di Salatiga
Kemudian, Zhang juga mengatakan bahwa Uni Eropa telah bernegosiasi untuk dapat mengunjungi wilayah barat Xinjiang, di mana wilayah tersebut bahkan sulit diakses oleh para jurnalis dan diplomat asing tanpa adanya persetujuan dan pengawasan resmi.
"Hampir semuanya sudah diatur. Tapi saya sangat menyesal misi Uni Eropa di Beijing mengajukan permintaan yang tidak dapat diterima, jadi itu tidak dapat diterima. Tapi bagaimanapun, Xinjiang terbuka. Terbuka untuk duta besar Eropa, terbuka untuk diplomat asing, jurnalis dan turis, terbuka untuk siapa saja," jelasnya.
Menurut seorang Ahli hubungan internasional dari Universitas Renmin, Profesor Shi Yinhong, Uni Eropa belum pasti akan memberikan sanksi kepada China. Bahkan, sanksi itu hanya akan terbatas pada Xinjiang.
Baca Juga: Menjelang Bulan Ramadan, Ma’ruf Amin Sebut Vaksin Tidak Membatalkan Puasa
Kemudian Shi juga mengatakan bahwa hubungan China dan Eropa tidak seburuk hubungan dengan Amerika Serikat (AS), sehingga kemungkinan China hanya akan melakukan sedikit serangan balik.
Shi menilai bahwa masih ada banyak ruang agar China dan Uni Eropa dapat bekerja sama.
Sementara itu, seorang Ahli hubungan internasional dari Universitas Lanzhou, Profesor Zhu Yongbiao mengatakan bahwa kemungkinan China akan melakukan balasan timbal balik apabila Uni Eropa memberlakukan sanksi terhadap para pejabat di Beijing.***