Pemimpin Korea Utara Sebut AS Musuh Terbesar Negaranya

- 10 Januari 2021, 09:30 WIB
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un /Foto: Twitter.com / DPRK News Service/

SEPUTARTANGSEL.COM – Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menyebut Amerika Serikat sebagai musuh terbesar negaranya.

Dia bersikeras bahwa kebijakan permusuhan Washington atas Pyongyang tidak akan berubah terlepas dari siapa yang memimpin di Gedung Putih.

Pemimpin Korea Utara memberikan komentar itu pada kongres partai di ibu kota Pyongyang pada hari Sabtu, 9 Januari 2021.

Baca Juga: 3 Drama Korea Akan Tayang Tahun 2021, Yuk Intip Daftarnya

Baca Juga: Jokowi Luncurkan Program Keluarga Harapan (PKH), Masyarakat Sambut dengan Suka Cita

"Kegiatan politik luar negeri kita harus difokuskan dan diarahkan untuk menundukkan Amerika Serikat, musuh terbesar kita dan hambatan utama bagi perkembangan inovatif kita," ucap Kim Jong-un.

"Tidak peduli siapa yang berkuasa di Amerika Serikat, sifat Amerika Serikat yang sebenarnya dan kebijakan fundamentalnya terhadap Korea Utara tidak pernah berubah," tambahnya.

Dia bersumpah untuk memperluas hubungan dengan pasukan anti imperialis dan kekuatan independen sambil menyerukan perluasan kemampuan nuklir. Seperti dilansir Seputartangsel.com dari Press TV.

Baca Juga: 7 Makanan Korea yang Sering Ditemukan di Drama, Kamu Suka yang Mana?

Baca Juga: Pemerintah Bagikan Bansos untuk Kelompok Ini, Pemegang KIS Juga Kebagian: Simak Caranya

Korea Utara dalam beberapa tahun terakhir telah dikenakan pelbagai sanksi Dewan Keamanan PBB atas program nuklir dan misilnya.

Amerika Serikat telah mempelopori sanksi tersebut dan telah memberlakukan beberapa sanksi sendiri.

Korea Utara melakukan enam uji coba nuklir antara tahun 2006 dan 2017. Lalu menangguhkan uji coba nuklir dan misilnya pada tahun 2018 dan menghancurkan situs uji coba nuklir sebagai tanda niat baik dalam proses diplomasi yang saat itu sedang berlangsung dengan Amerika Serikat.

Baca Juga: Sampah Mengilhami Seniman Korea Selatan Menjadikannya Karya Seni

Baca Juga: Sebelum dan Sesudah Vaksinasi Covid-19, Kata Dokter Dirga Persiapkan Hal Ini

Kim Jong-un mengadakan pertemuan yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan Donald Trump. Mereka berkorespondensi dalam serangkaian surat. Tetapi upaya itu gagal mengarah pada kesepakatan denuklirisasi atau perubahan resmi dalam hubungan kedua negara yang terputus.

Tidak jelas apa yang akan terjadi pada masa depan hubungan antara Korea Utara dan Amerika Serikat.

Joe Biden, wakil presiden di bawah mantan Presiden Barack Obama, pernah menyebut Kim Jong-un sebagai preman selama kampanye pemilihannya.

Baca Juga: Masuki Musim Dingin, Pemerintah Korea Utara Perketat Aturan untuk Melawan Covid-19

Baca Juga: Kaget Mengetahui Fadli Zon Dilaporkan Setelah Ketahuan Menyukai Video Syur, Ferdinand Ucapkan Ini

Kim Jong-un sebagai gantinya menyebut Joe Biden pada 2019 sebagai anjing gila yang perlu dipukuli sampai mati dengan tongkat.

Lebih lanjut, Joe Biden mengatakan pada bulan Oktober bahwa dia hanya akan bertemu dengan Kim Jong-un dengan syarat bahwa Pyongyang akan setuju untuk mengurangi kapasitas nuklirnya.

Di tempat lain dalam sambutannya pada hari Sabtu, Kim Jong-un menyerukan lebih banyak penelitian dan pengembangan peralatan militer canggih. Termasuk satelit mata-mata, senjata hipersonik, rudal balistik antar benua berbahan bakar padat, dan drone pengintai.

Editor: Ignatius Dwiana


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x