SEPUTARTANGSEL.COM - Joe Biden akhirnya disahkan sebagai pemenang Pilpres AS 2020. Hal ini dilakukan oleh para anggota electoral college pada Senin, 14 Desember 2020 lalu di negara bagian Columbia.
Setelah disahkan sebagai Presiden AS terpilih, Joe Biden langsung ambil langkah strategis yang dapat mempengaruhi masa pemerintahannya ke depan.
Dalam pidatonya, Biden menyerukan agar masyarakat di Georgia tidak memilih Senator Republik pada Pemilihan Senat 5 Januari 2021 mendatang.
Baca Juga: Sekolah di Jakarta Rencanakan Tatap Muka Januari 2021, Ini yang Harus Dipersiapkan
Baca Juga: Catat! Jokowi Pastikan Vaksin Covid-19 Gratis Untuk Seluruh Masyarakat Indonesia
"Apakah Anda siap untuk memilih dua senator yang tahu bagaimana mengatakan ya dan bukan hanya tidak?" kata Biden, seperti dikutip Seputartangsel.com dari Reuters, 16 Desember 2020.
Dia menyarankan agar masyarakat memilih Senat dari partai Demokrat, yakni Raphael Warnock dan Jon Ossoff.
Menurutnya, membiarkan senator dari partai Republik terpilih sama saja dengan meninggalkan ancaman bagi sebagian besar agenda kebijakannya kelak.
Baca Juga: Diduga Teler, Artis Salshabila Adriani Alami Kecelakaan Beruntun di Kemang
Baca Juga: Bareskrim Polri Hargai Ketidakhadiran Komnas HAM dan KontraS di Rekonstruksi Penembakan 6 Laskar FPI
Sebelumnya, diketahui Joe Biden terlibat konflik panjang dengan Presiden Donald Trump yang berasal dari partai Republik.
Donald Trump beserta beberapa pihak lain dari partai Republik berusaha meragukan kemenangan Joe Biden dengan berbagai klaim tidak mendasar.
Bahkan, Trump pernah mengajukan berbagai gugatan meski akhirnya ditolak oleh para hakim.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Ikuti Kelas PUBG di Yamaha Generasi 125 E-Sport Competition Jawa Tengah dan Jogja
Baca Juga: Lokasi Ini Sediakan Tes PCR Murah untuk Wilayah Jabodetabek, Ada yang di Bawah Rp900 Ribu!
Ketika anggota electoral college mengesahkan Joe Biden sebagai Presiden terpilih As pun, hal tersebut mengundang emosi Donald Trump.
Trump mengatakan bahwa dirinya khawatir jika negara adidaya tersebut dipimpin oleh seorang presiden yang tidak sah (Joe Biden).***