Pandemi Covid-19 , Jumlah Asing ke Jepang Turun Hampir 100 Persen

18 November 2020, 17:40 WIB
Ilustrasi destinasi wisata yang sepi di Jepang, akibat pandemi Covid-19. /Foto: Pixabay/vivi14216/

SEPUTARTANGSEL.COM – Masa pandemi Covid-19 ini sangat berdampak bagi pelaku usaha wisata atau perusahaan pariwisata di Kota Kyoto, Jepang.

Pasalnya, saat ini jumlah turis asing yang berkunjung di ibu kota Kuno Jepang itu terus mengalami penurunan.

“Ini adalah tahun yang sangat sepi dan bulan-bulan musim panas tidak seperti, ramainya pada tahun lalu,” kata Direktur Cerca TravelCo, Tamura, Selasa 17 November 2020.

Baca Juga: Acara Pesta Pernikahan Putri Habib Rizieq, Polda Metro Jaya Masih Selidiki Unsur Pidana

Baca Juga: Anies Baswedan Dicecar 33 Pertanyaan oleh Penyidik, Saat Klarifikasi Acara Habib Rizieq

Tamura mengungkapkan, perbatasan ditutup sehingga tidak mungkin turis asing berkunjung. Selain itu banyak akses jalan menuju tempat wisata juga ditutup.

Sementara itu, pemilik Perusahaan pariwisata, Spririt of Japan Travel, Masaru Takayama mengatakan, tahun ini terburuk bagi perusahaan travel selama beberapa dekade, karena berkurangnya jumlah turis asing yang datang selama pandemi Covid-19.

“Kondisi saat ini sangat buruk, karena terjadinya penurunan jumlah pengunjung atau turis asing datang ke kota ini, tetapi meskipun begitu, masyarakat Kyoto mengapreasiasi tidak adanya kemacetan yang sering kita lihat di masa lalu di kota ini, “ ungkapnya dikutip Seputartangsel.com dari SCMP.

Baca Juga: Simak, BLT Subsidi Gaji Untuk Guru Honorer dan Tenaga Pendidik Hanya Cair Ke Rekening Ini

Baca Juga: Profil Lee Bo-young yang Trending Setelah Jadi Cameo di Drama Bareng Bae Suzy

Menurut dia, situasi saat ini banyak orang lebih mudah memesan tempat makan dan jalanan tidak selalu penuh oelh ratusan orang yang mengantri.

“Saya pergi ke sebuah kuil selama akhir pekan dan itu tenang serta damai, maka saya tahu jika itu normal pasti akan berbeda, ada bagusnya karena menemukan kembali beberapa ketenagan candid an tempat pemujaan. Begitu seharusnya,” ujarnya.

Dia berharap di tahun depan wisawatan kembali normal.

Baca Juga: Dokter Tirta: Ayo Tegas ke Semua, Habib Rizieq Ditegus, Anak Presiden kok Nggak?

Baca Juga: Hebat Kan? Indonesia Akan Tingkatkan Ekspor Arang ke Kuwait

”Saya harap tahu depan wisatawan kembali normal, tetapi saya mau kota ini memprioritaskan pengalaman pariwisata yang berkualitas dan orang yang tinggal lebih lama untuk mengalami sisi budaya kota daripada wisata massal,” tuturnya.

Namun, otoritas pariwisaa local memilki pendekatan yang berbeda, dan salah satunya pihak perusahaan kereta api JR West baru-baru ini berkolaborasi dengan perusahaan raksasa e-commerce China Alibaba -yang mempunyai South China Morning Post- dalam acara pariwisata virtual yang bertujuan untuk menarik wisatawan asal China untuk kembali ke kota.

Sementara itu, biro pariwisata kota Kyoto, 53,25 juta wisatawan mengunjungi Kyoto pada 2019, naik 770.000 orang 1,5 persen, dari tahun sebelumnya.

Baca Juga: Haikal Hassan Sebut Habib Rizieq Ingin Berdialog dengan Jokowi, Tapi Ada yang Halangi

Baca Juga: Menang di Pilpres AS, Joe Biden Dirayu Pemimpin Eropa Untuk Kerjasama Tumbangkan China

Dan sementara jumlah pengunjung Jepang turun sekitar 44.000 menjadi 44,66 juta, angka wisatawan asing meningkat 810.000 orang, sedikit diatas 10 persen, menjadi 8,86 juta kedatangan.

Kemudian, dari pengunjung asing tersebut, orang Tionghoa menyumbang proporsi terbesar lebih dari 1,15 juta orang, diikuti oleh 477.000 wisatawan dari Amerika Serikat dan 423.000 dari Taiwan.

Namun, secara finansial, ini juga adalah tahun yang baik untuk kota, dengan pengeluaran wisawatan dosmetik dan asing bersama-sama berjumlah 1,24 triliun yen (11,86 miliar Dolar AS), dengan pengeluaran turis asing 1,85 kali lipat dari tingkat pengunjung domestik ke kota.

Baca Juga: Asyik, Telkomsel Akan Berikan Hadiah Uang Gratis Rp1,5 Juta dan HP Oppo Reno F4, Begini Caranya

Baca Juga: Aktor Kawasakan AS Alec Baldwin: Makamkan Trump di Kuburan Nazi

Tetapi, situasi tahun ini sangat berbeda. Analisis sektor pariwisata kota oleh cabang lokal Bank Jepang menggambarkan “Kemerosotan yang meluas” dalam industri, sementara survei hotel-hotel besar pada bulan April menyebutkan jumlah turis asing turun 99,7 persen.

Bahkan, kata Tamura, industri telah mengalami sedikit kemunculan kembali dari hari- hari paling awal pandemi Covid-19.

“Pemerintah mendorong beberapa orang untuk mengambil liburan domestic di akhir musim panas dan awal musim gugur, namun tetapi masih akan turun jauh dari harapan di tahun-tahun biasa,” ujarnya.***

Editor: Sugih Hartanto

Tags

Terkini

Terpopuler