Seorang Remaja Pria Bersenjata di Texas AS Bunuh 19 Siswa dan 2 Guru di SD, Joe Biden Perintahkan Ini

25 Mei 2022, 13:03 WIB
Papan dengan nama 19 siswa dan 2 guru yang dibunuh remaja bersenjata /Foto: Reuters/ Marco Bello//

SEPUTARTANGSEL.COM - Kekerasan bersenjata kembali terjadi di Amerika Serikat (AS).

Seorang remaja pria bersenjata membunuh sedikitnya 19 siswa dan dua guru di sekolah dasar (SD) Texas, Selasa 24 Mei 2022. Ini menjadi penembakan di sekolah terburuk selama satu dekade terakhir.

Awalnya, remaja berusia 18 tahun yang kemudian diidentifikasi bernama Salvador Ramos menembak neneknya sendiri di rumah, tetapi gagal.

Baca Juga: Penembakan Brutal di Texas AS Tewaskan 18 Siswa SD, Joe Biden: Kita Harus Bertindak

Dia melarikan diri dan menabrakkan mobilnya di dekat SD Robb di Uvalde, Texas. Sayangnya, di sana di Ramos mengamuk dan menembak ke segala arah. 

Pembunuhan baru berhenti setelah dirinya ditembak oleh polisi. Petugas yang mengenakan pelindung tubuh berhasil mendekati dan melepaskan tembakan.

Pihak berwenang mengatakan, tersangka dalam pembunuhan di SD bertindak sendiri. Dalam upaya mengatasi penembakan berlanjut setelah 19 siswa dan dua guru tewas, dua petugas juga terkena tembakan. 

Meski demikian, Gubernur Texas, Greg Abbott mengatakan luka-luka polisi yang tertembak tidak serius.

Sementara itu, Kepala Departemen Kepolisian Distrik Sekolah Independen Uvalde, Pete Arredondo menyebut, kemungkinan siswa yang tewas berusia 7 sampai 10 tahun.

Baca Juga: Mobil Tesla Alami Kecelakaan dan Tewaskan 3 Orang, Pihak Berwenang AS Lakukan Investigasi

"Hati saya hancur hari ini," kata Pengawas Distrik Sekolah, Hal Harrell sebagaimana dilansir SeputarTangsel.Com dari Reuters, Rabu 25 Mei 2022.

Presiden AS, Joe Biden yang tampak terguncang mendesak warga AS menentang lobi senjata AS yang kuat secara politik.

Ia menilai, mereka menghalangi pemberlakuan undang-undang tentang keamanan senjata api yang lebih ketat.

Biden dari Gedung Putih juga memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang setiap hari sampai matahari terbenam hari Sabtu untuk memperingati tragedi di atas.

"Sebagai sebuah bangsa, kita harus bertanya, 'Kapan dalam nama Tuhan kita akan berdiri di lobi senjata?'" ujar Biden.

Baca Juga: Departemen Kehakiman AS Tuduh Taipan Kasino Sebagai Agen China

Penembakan massal di AS sering menyebabkan protes publik. Banyak yang menyerukan pemeriksaan latar belakang yang lebih ketat pada penjualan senjata dan kontrol senjata api lainnya yang umum di negara lain.

Namun, tindakan itu telah berulang kali gagal dalam menghadapi oposisi kuat yang dipimpin Partai  Republik.

Sepuluh hari sebelumnya, penembakan massal juga terjadi di Buffalo, New York. Pihak berwenang mendakwa seorang remaja berusia 18 tahun telah melakukan perjalanan ratusan mil ke sana dan melepaskan tembakan dengan senapan serbu di sebuah toko kelontong.***

Editor: Dwi Novianto

Tags

Terkini

Terpopuler