SEPUTARTANGSEL.COM - Pihak berwenang Amerika Serikat (AS), Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional AS (NHTSA) dikabarkan sedang menyelidiki sejumlah kecelakaan mobil Tesla.
Pihak berwenang AS tersebut mengawalinya dengan melakukan penyelidikan terhadap kecelakaan fatal yang melibatkan mobil Tesla di California pekan lalu.
Kecelakaan akibat mobil Tesla yang menyebabkan tiga kematian di California, disinyalir disebabkan oleh sistem bantuan pengemudi canggih yang dimiliki.
Baca Juga: Diskusi Jokowi Dengan CEO Tesla Elon Musk, Bahas Kerja Sama Investasi dan Teknologi
Kecelakaan melibatkan mobil Tesla Model S tahun 2022. Mobil diketahui menabrak peralatan konstruksi di Pantai Newport, 12 Mei 2022 dan menewaskan tiga orang pekerja.
Kecelakaan di atas merupakan salah satu dari 35 kejadian yang diselidiki pihak berwenang AS NHTSA.
Semuanya diperkirakan melibatkan mobil Tesla dengan sistem bantuan pengemudi canggih seperti Autopilot yang diduga sudah digunakan sejak tahun 2016.
Polisi Pantai Newport menolak mengatakan jika kendaraan Tesla dalam mode Autopilot pada saat kecelakaan. Mereka mengatakan masih dalam penyelidikan.
Dilansir SeputarTangsel.Com dari Reuters, Kamis 19 Mei 2022, sistem Autopilot Tesla dan sistem bantuan pengemudi lainnya yang menangani beberapa tugas untuk pengemudi telah mendapat sorotan yang meningkat.
Tesla sendiri sudah menjelaskan dalam situsnya, Autopilot memang memberikan bantuan pengemudi hingga memungkinkan kendaraan untuk mengarahkan, mempercepat, dan mengerem secara otomatis.
Namun, mobil tetap memerlukan pengawasan pengemudi dan tidak membuat kendaraan otonom.
NHTSA juga mempunyai aturan, tidak ada kendaraan otonom yang bisa dijual sehingga memungkinkan pengemudi untuk tidak memperhatikan.
Baca Juga: CEO Tesla, Elon Musk Dianggap Tak Layak Jadi 'Person of The Year', Kenapa?
Pada bulan Agustus 2021, NHTSA mengatakan, telah membuka evaluasi cacat awal formal Autopilot.
Mereka juga telah mengidentifikasi setidaknya selusin kecelakaan yang melibatkan mobil Tesla.
Akan tetapi investigasi tersebut sampai saat ini masih tertunda.***