Vladimir Putin Minta Ukraina Menyerah Saat Warga Mariupol Terperangkap

7 Maret 2022, 12:35 WIB
Warga Mariupol batal dievakuasi akibat serangan pasukan Rusia yang tak berhenti selam dua hari berturut-turut /Reuters/Bernadett Szabo/

SEPUTARTANGSEL.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin meminta Ukraina untuk menyerah agar warga Mariupol tak terjebak.

Vladimir Putin bahkan bersumpah tak akan menghentikan serangan ke Mariupol hingga Ukraina menyerah.

Putin yang menegaskan tak akan menduduki Ukraina hingga kini tak menghentikan serangannya di kota Mariupol.

Baca Juga: Rusia Tembaki PLTN Terbesar di Eropa Milik Ukraina hingga Terbakar, Joe Biden Desak Putin Lakukan Ini

Pertempuran antara pasukan pimpinan Putin dan Ukraina selama dua hari berturut-turut di Mariupol membuat banyak warga terperangkap di kota Pelabuhan tersebut.

Dilansir SeputarTangsel.Com dari Reuters, Senin 7 Maret bahwa sekitar 200.000 orang warga Mariupol terpaksa batal dievakuasi akibat pertempuran antara Rusia dan Ukraina.

Kebanyakan warga yang terperangkap terpaksa tidur di bawah tanah untuk dapat melarikan diri dan telah dilakukan lebih dari enam hari.

Serangan pasukan Rusia telah membuat warga Mariupol memutus pasokan makanan, air, dan, listrik, dan juga pemanas.

Baca Juga: Patung Lilin Presiden Rusia Putin di Museum Grevin Prancis Dipindahkan ke Gudang

Menurut Presiden Turki Tayyip Erdogan melalui panggilan telepon, Putin siap untuk berdialog dan mengakhiri pertempuran, akan tetapi setiap upaya untuk menarik pembicaraan akan gagal.

Kremlin juga mengatakan bahwa Rusia akan menghentikan serangan hanya bila Kiev menghentikan operasi militer dan melakukan tuntutan Rusia.

Hingga kini korban tewas akibat serangan pasukan Rusia telah mencapai 364 orang termasuk lebih dari 20 anak-anak.

Menurut Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia bahwa sebagian besar korban sipil disebabkan oleh penggunaan senjata peledak dengan area dampak yang luas.

Baca Juga: Marah dengan Serangan Rusia, Wakil Perdana Menteri Ukraina Bakal Kirim Putin ke Jupiter

Sejak Rusia memutuskan menyerang Ukraina pada 24 Februari lalu hingga kini telah meluncurkan sekitar 600 rudal.

Namun Rusia berulang kali membantah telah menyerang wilayah sipil di Ukraina.

Invasi yang dilakukan oleh Rusia telah menuai kecaman di seluruh dunia dan membuat 1,5 juta warga Ukraina terpaksa melarikan diri.

Bahkan harga minyak ikut melonjak ke harga tertinggi sejak 2008 dan naik 10% di awal perdagangan Asia pada Senin 7 Maret 2022.

"Perang adalah kegilaan, tolong hentikan," kata Paus Fransiskus dalam pidato mingguannya kepada orang banyak di Lapangan Santo Petrus.

Kini serangan bukan hanya membuat warga Mariupol terjebak juga dan juga muncul kekhawatiran akan terjadi hal yang sama pada kota pelabuhan Odessa.***

Editor: Dwi Novianto

Tags

Terkini

Terpopuler