Mencekam, Setiap 5 Menit Satu Anak Meninggal di Yaman

16 Juni 2021, 08:00 WIB
Anak kekurangan gizi di pusat perawatan kekurangan gizi di Sanaa Yaman. /Sumber: Reuters/

SEPUTARTANGSEL.COM – Juru Bicara Kementerian Kesehatan Masyarakat dan Kependudukan Yaman mengatakan setidaknya satu anak meninggal setiap 5 menit di negara yang dilanda perang itu.

Hampir setengah dari fasilitas kesehatan tidak berfungsi.

Najeeb Al Qubati pada hari Senin, 14 Juni 2021, memberikan laporan tentang kesulitan yang dihadapi bangsa Yaman dalam sistem perawatan kesehatan dan medis yang hancur akibat agresi dan blokade Arab Saudi.

Baca Juga: Dukungan Yaman terhadap Palestina Dinilai Hamas Sebagai Contoh Persatuan Bangsa Arab dan Muslim

Dia mengatakan bahwa kampanye militer yang dipimpin Saudi telah mengakibatkan kehancuran total atau kerusakan sebagian dari 527 rumah sakit.

Menurutnya, lebih dari 8.000 wanita meninggal setiap tahun di Yaman. Lebih dari 2,6 juta anak menderita kekurangan gizi.

Dia mencatat bahwa 1,5 juta orang bergulat dengan penyakit kronis. Sebanyak 32 ribu di antaranya perlu bepergian ke luar negeri untuk menerima perawatan. Selain itu, 5.000 pasien dengan penyakit ginjal memerlukan transplantasi ginjal dan penutupan bandara Sana'a mengancam nyawa mereka.

Baca Juga: Jelang Pawai Bendera, Warga Palestina Bentrok dengan Pasukan Israel di Yerusalem

Qubati melanjutkan dengan mengatakan bahwa lebih dari 3.000 anak Yaman lahir dengan cacat jantung bawaan dan memerlukan perawatan di luar negeri.

Pejabat kesehatan senior Yaman itu menunjukkan bahwa 500 pasien membutuhkan transplantasi hati. Sementara 2.000 lainnya membutuhkan transplantasi kornea.

Ini terjadi ketika PBB telah berjanji untuk membuka bantuan medis dan kemanusiaan untuk warga sipil Yaman, warga dalam kondisi yang tidak dapat dirawat di Yaman, tetapi tidak ada tindakan nyata yang diambil. Demikian Qubati menyoroti.

Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa Pusat Kanker Nasional Yaman telah mendaftarkan lebih dari 72 ribu pasien onkologi.

Baca Juga: Anji Resmi Ditahan Penyalahgunaan Narkoba, Cari Tahu Alasan Dia Pakai Barang Haram Itu

Dia menekankan bahwa Pusat Kanker tersebut tidak memiliki obat-obatan modern dan peralatan medis untuk menawarkan perawatan yang mereka butuhkan.  

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Yaman itu mengatakan blokade yang dipimpin Saudi telah mengakibatkan kekurangan 120 jenis obat untuk pasien yang menderita penyakit kronis.

Pengepungan itu telah menyebabkan kekurangan akut obat-obatan yang dibutuhkan untuk pasien onkologi, mencegah kedatangan pengiriman obat-obatan dan pasokan medis baru, dan sebagai akibatnya mendorong kenaikan harga di pasar.

Mediasi Oman

Secara terpisah, seorang anggota tertinggi Dewan Politik Tertinggi Yaman telah menekankan bahwa mediasi Oman untuk mengakhiri perang di Yaman tergantung pada keseriusan koalisi yang dipimpin Saudi.

Baca Juga: Jakarta Darurat Covid, Ini Data Kasus Sebarannya di Tiap Kelurahan

“Kami menghargai upaya perdamaian Oman, yang keberhasilannya bergantung pada negara-negara agresor dan keseriusan mereka untuk mencapai kesepakatan yang layak dan memberikan kompensasi kepada bangsa Yaman atas kerugian yang mereka derita,” cuit Mohammad Ali Al Houthi.

Pada tanggal 7 Juni, pemimpin Ansarullah bertemu dengan delegasi resmi dari Oman untuk menengahi masalah Yaman.

Jaringan televisi Al Masirah melaporkan pertemuan di ibukota Yaman Sanaa itu. Abdul Malik Al Houthi membahas masalah kemanusiaan dan bidang lain yang menjadi perhatian dengan delegasi Oman.

Baca Juga: Judika Ingin PSMS Medan Maju, Mau Ikuti Jejak Raffi, Atta, dan Gading?

Pemimpin Ansarullah juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada penguasa Oman Sultan Haitham Bin Tariq Al Said atas sikapnya yang bijaksana di Yaman.

Sebelumnya pada hari itu, Presiden Dewan Politik Tertinggi Yaman Mahdi Al Mashat bertemu dengan anggota delegasi Oman.

Dia mengucapkan terima kasih kepada Kesultanan Oman atas upayanya untuk meringankan penderitaan rakyat Yaman akibat perang.

Arab Saudi bersama sekutunya melancarkan perang di Yaman pada Maret 2015. Dengan tujuan membawa mantan Presiden Yaman Abd Rabbuh Mansur Hadi kembali berkuasa dan menghancurkan gerakan Ansarullah.

Baca Juga: Angka Covid-19 Meningkat, Piala Wali Kota Solo Resmi Diundur

Angkatan Bersenjata Yaman dan sekutu Komite Rakyat telah dan meninggalkan Riyadh dan sekutunya macet di negara itu.

Perang di Yaman telah mengakibatkan ratusan ribu orang Yaman tewas dan jutaan lainnya mengungsi. Perang juga telah menghancurkan infrastruktur dan menyebarkan kelaparan dan penyakit menular di seluruh negara Arab. ***

Sumber: Press TV

Editor: Ignatius Dwiana

Tags

Terkini

Terpopuler