Amerika Serikat (AS) Panik, Korea Utara Mulai Uji Coba Peluncuran Rudal Balistik Raksasa Berukuran 26 Meter

17 Maret 2021, 19:21 WIB
Presiden Korea Utara Kim Jong Un /Channel News Asia/SeongJoon Cho via Reuters

SEPUTARTANGSEL.COM - Hubungan Korea Utara (Korut) dan Amerika Serikat (AS) tidak kunjung membaik.

Pasalnya, kini Korut makin terdepan dalam menyusun langkah yang berpotensi meningkatkan ketegangan antara Pyongyang dan Washington.

Kepala Komando Utara Militer AS, Glen David VanHerck sudah memberikan peringatan bahwa Korut akan memulai uji penerbangan pada rudal balistik antar benua (Intercontinental Ballistic Missile atau ICBM) dengan desain yang jauh lebih besar.

Baca Juga: Uni Eropa Akan Jatuhi Sanksi Atas Pelanggaran HAM Muslim Uighur di Xinjiang, China Berencana Balas Dendam?

Baca Juga: Bulog Rencana Impor Beras, Petani Cirebon Curhat ke Ridwan Kamil Begini

Peringatan prediksi yang dilontarkan oleh VanHerck itu muncul karena sebelumnya Korut pernah menampilkan rudal balistik antar benua (ICBM) saat perayaan ulang tahun Partai Buruh Ke-75 pada 10 Oktober 2020 lalu.

Rudal balistik ICBM dengan ukuran raksasa yang memiliki panjang kurang lebih 26 meter dan diameter 3 meter itu dinilai sebagai rudal terbesar di dunia, yang pesonanya mampu menarik perhatian dari berbagai pihak.

Bahkan sehari sebelum Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin melakukan agenda perjalanan ke kawasan Asia Timur, AS telah waspada terhadap Pyongyang yang kemungkinan dapat kembali melakukan pengujian rudal dan senjata nuklir, setelah terjeda selama tiga tahun.

Baca Juga: Video Porno Berdurasi 3 Menit 8 Detik Beredar di Medsos, Diduga Dibuat di Salah Satu Hotel Berbintang di Bogor

Baca Juga: Waspada Pemalsuan Buku Nikah, Ini Cara Mengenali yang Asli Menurut Kementerian Agama

Selain itu, selama melakukan masa uji coba, pemimpin Korut Kim Jong Un telah menyerukan untuk menjalankan produksi senjata nuklir berkelanjutan, meluncurkan rudal dengan ukuran lebih kecil, serta meluncurkan rudal balistik ICBM.

Meski ancaman rudal balistik ICBM tengah menjadi ancaman terbesar AS, VanHerck tetap menaruh keyakinan kepada pertahanan rudal AS yang mampu bersiap melawan Korut.

VanHerck juga menambahkan bahwa Korut telah mencabut moratorium pengujian senjata nuklir dan uji coba rudal balistik, tepatnya pada awal 2020 lalu.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Siapkan Pembelajaran Tatap Muka di Jawa Tengah, Tinjau Uji Coba di Salatiga

Baca Juga: Menjelang Bulan Ramadan, Ma’ruf Amin Sebut Vaksin Tidak Membatalkan Puasa

Kebijakan pencabutan moratorium tersebut diduga sebagai bentuk kekecewaan Korut lantaran tersendatnya negoisasi pembicaraan terkait pencabutan sanksi dan denuklirisasi dengan AS.

"Rezim Korea Utara juga telah memberikan pernyataan jika negaranya tidak perlu lagi melakukan uji coba nuklir dan rudal balistik pada tahun 2018 lalu," ujar VanHerck, dikutip oleh Seputartangsel.com dari Channel News Asia pada Rabu, 17 Maret 2021.

"Ini bisa dijadikan pertanda dalam waktu dekat Kim Jong Un akan memulai pengujian penerbangan rudal balistik ICBM dengan desain yang lebih baik," lanjut VanHerck.

Baca Juga: Dirut Bulog, Buwas Ngaku Diminta Impor Beras oleh Mendag dan Menko Perekonomian, Rocky Gerung Bilang Begini

Prediksi serupa diungkapkan oleh Jenny Town selaku direktur 38 North, sebuah situs web AS yang melacak Korut, mengungkapkan bahwa sangat memungkinkan tes sementara pada rudal balistik ICBM dilakukan.

"Namun, dalam hal ini saya tidak yakin mengenai seberapa besar kemungkinannya," ucap Town.

Sementara itu, seorang pejabat AS menilai peluncuran rudal itu mungkin saja tidak segera dilakukan, meski ada indikasi Korut yang tengah mempersiapkan peluncuran dalam beberapa pekan terakhir.***

Editor: Harumbi Prastya Hidayahningrum

Tags

Terkini

Terpopuler