SEPUTARTANGSEL.COM - Asnah resmi memilih keluar dan mundur dari Ketua DPD Partai Demokrat Kepulauan Riau (Kepri).
Bahkan, Asnah sampai mengajak 60 persen loyalisnya untuk keluar dari partai yang dipimpin oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tersebut.
Belum diketahui alasan Asnah memilih keluar dari Partai Demokrat. Dia hanya menjelaskan ada ketidaksesuaian antara kata dan perbuatan.
Baca Juga: AHY Dikabarkan akan Temui Prabowo di Kertanegara Malam Ini
Baru-baru ini, beredar sebuah isu yang menyebut AHY panik gegara Partai Demokrat bergejolak.
Isu itu menyebut ribuan kader Partai Demokrat sampai mengundurkan diri gegara kepemimpinan AHY.
Isu tersebut beredar usai kanal YouTube SKEMA POLITIK mengunggah sebuah video berjudul "AHY Panik!!! Demokrat Bergejolak!!! Ribuan Kader Mengundurkan Diri," pada Rabu, 3 Agustus 2022.
Dalam thumbnail video, terlihat lautan manusia yang terlihat mengenakan jas berwarna biru.
Lautan manusia tersebut diklaim sebagai kader Demokrat yang mundur.
"DIAMBANG KEHANCURAN, KADER DEMOKRAT TUNTUT AHY MUNDUR," tulis narasi video tersebut.
Namun, setelah ditelusuri SeputarTangsel.Com, isu yang menyebut AHY panik gegara Partai Demokrat bergejolak, ribuan kader sampai mengundurkan diri adalah tidak benar atau keliru.
Faktanya, tidak ada informasi resmi ataupun valid mengenai mundurnya ribuan kader Demokrat yang dipimpin AHY.
Baca Juga: Benarkah Bulan Suro atau Muharram Adalah Bulan Keramat? Buya Yahya Jelaskan Begini
Adanya sejumlah kader Demokrat yang mengundurkan diri memang benar adanya.
Selain Asnah yang memilih keluar dan mundur dari Ketua DPD Partai Demokrat Kepri, 14 DPAC Partai Demokrat Kota Surabaya mundur dari kepengurusan partai.
Mundurnya 14 DPAC itu dipicu dengan terpilihnya Lucy Kurniasari sebagai Ketua Demokrat Kota Surabaya.
Kendati demikian, para pengurus di 14 DPAC tersebut tetap komitmen sebagai kader untuk membesarkan Partai Demokrat, khususnya di Kota Surabaya.
Sementara itu, kanal YouTube SKEMA POLITIK yang mengunggah video tersebut tidak diketahui secara jelas siapa pemilik dan penanggung jawabnya.
Oleh karena itu, kanal YouTube tersebut bukan sumber berita yang layak dipercaya.
Ironisnya, hingga berita ini ditulis, video hoaks dengan durasi 10 menit 5 detik itu sudah ditonton sebanyak kurang lebih 10 ribu kali.***