SEPUTARTANGSEL.COM - Politisi Gerindra Fadli Zon diisukan ingin rangkul kelompok radikal.
Dalam informasi yang sama, Fadli Zon disebut jadi bulan-bulanan aparat.
Informasi tersebut beredar setelah kanal YouTube Pena Istana mengunggah video berjudul "BERITA HARI INI~BUNTUT PANJANG ULAH FADLI ZON BERAKHIR BEGINI" pada Jumat, 8 Oktober 2021.
Baca Juga: Fadli Zon Beri Selamat pada Petinggi FPI yang DIbebaskan dari Tahanan Politik
Hingga saat artikel ini ditulis, video tersebut sudah ditonton sebanyak 9.222 kali dan disukai 96 kali.
Pada thumbnail video, terlihat potret Fadli Zon tengah dikelilingi sejumlah aparat berseragam Densus 88.
"INGIN RANGKUL KELOMPOK RADIKAL
KINI FADLI ZON JADI BULAN-BULANAN APARAT," tulis narasi pada thumbnail video, sebagaimana dikutip SeputarTangsel.com dari kanal YouTube Pena Istana pada Sabtu, 9 Oktober 2021.
Baca Juga: Innalillahi, Fadli Zon Berduka Atas Wafatnya Dirut PT TransJakarta Sardjono Jhony Tjitrokusumo
Namun setelah ditelusuri SeputarTangsel.com, klaim yang mengatakan bahwa Fadli Zon jadi bulan-bulanan aparat karena ingin rangkul kelompok radikal adalah tidak benar.
Faktanya, tidak ada informasi resmi dan valid terkait hal tersebut.
Di dalam video berdurasi 10 menit 5 detik itu tidak terkandung informasi seperti apa yang diklaim pada judul.
Baca Juga: Fadli Zon Pamer 4 Patung Pahlawan, Netizen: Kita Sudah Terlalu Lama Dibodohi Sejarah
Video tersebut hanya berisi cuplikan pernyataan Pegiat media sosial Denny Siregar terkait cuitan Fadli Zon di media sosial Twitter.
Selain itu, foto yang digunakan pada thumbnail video merupakan hasil editan.
Sebelumnya, Fadli Zon melalui akun Twitternya diketahui menyarankan agar Densus 88 dibubarkan.
Pasalnya, menurut anggota Komisi I DPR RI itu, Densus 88 kerap kali menciptakan narasi yang menyudutkan Islam.
Baca Juga: Gatot Nurmantyo Sebut TNI Disusupi PKI, Fadli Zon: Ada yang Ingin Hapus Sejarah
Berdasarkan analisa di atas, dapat disimpulkan bahwa klaim yang beredar adalah hoaks.
Video tersebut termasuk ke dalam fabricated content, di mana 100 persen isinya tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Karenanya, mohon waspadai penyebaran hoaks di sekitar kita.***