Wow, Ekspor Batik 2020 Saat Pandemi Melejit Tembus 21,6 Juta Dolar AS

- 3 Oktober 2020, 09:46 WIB
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. /Foto: Tangkapan layar YouTube Kemenperin RI/

SEPUTARTANGSEL.COM - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menilai, produk batik cukup berperan dalam perolehan devisa negara.

Namun demikian, kebanyakan perolehan tersebut digunakan untuk kebutuhan dalam negeri.

“Produk batik cukup berperan dalam perolehan devisa Negara, walau pun kebanyakan digunakan pemenuhan kebutuhan dalam negeri,” kata Agus Gumiwang Kartasasmita dalam konferensi virtual “Rangkaian Kegiatan Hari Batik Nasional 2020”, Jumat 2 Oktober 2020

Baca Juga: Ini Lima Games Terbaru yang Dirillis pada Bulan Oktober 2020

Pada semester pertama 2019, ekspor batik mencapai 18 juta dolar Amerika Serikat (AS).

Sementara, pada semester pertama 2020 jumlah ekspor batik menyentuh angka 21,6 juta Dolar AS dengan pasar utama ekspornya adalah Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa.

“Yang menarik, di periode yang sama 2020 justru ada peningkatan ekspor batik menjadi 21,6 juta Dolar AS dengan pasar utama ekspornya adalah Jepang, AS, dan Eropa” tutur Agus.

Baca Juga: Update Corona Indonesia 2 Oktober 2020: Besok atau Lusa, Tembus 300.000 Positif Covid-19

Menperin Agus Menilai bahwa hal tersebut menjadi menarik, pasalnya peningkatan ekspor ini saat situasi pandemi Covid-19.

Menurutnya, industri batik nasional mampu beradaptasi dan berinovasi di tengah pandemi Covid-19 sehingga mampu bertahan, bahkan mendukung pemulihan ekonomi nasional (PEN).

Baca Juga: Hotman Paris Menyarankan Pasien Covid-19 untuk Minta Disuntik dengan Obat Ini

"Yang membanggakan, di tengah masa sulit seperti saat ini, industri batik memunculkan kreativitas dan inovasi dalam rangka meningkatkan kinerja usaha mereka," ujar Agus.

Dia mengatakan, di tengah pandemi, industri kecil menengah (IKM) batik membuat produk sesuai preferesi pasar. Industri ini juga cepat melakukan diversifikasi produk dengan membuat masker, atau sajadah.

Baca Juga: Peringati Hari Batik Nasional di Tengah Pandemi, Presiden Jokowi: Bisa Jadi Motif Masker

Menurutnya, batik sebagai simbol kebudayaan nasional menyusul pengukuhan oleh UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Tak Benda (Intangible Cultural Heritage of Humanity), menjadi tanggung jawab semua pihak khususnya Kemenperin dalam mendongkrak penjualan batik nasional.

"Kemperin terus meningkatkan kompetensi SDM IKM batik, mendorong peningkatan kualitas produk batik, memfasiliatsi dan memperkuat branding, serta kerja sama dengan Yayasan Batik dan Dewan Kerajian Nasional (Dekranas),” ujarnya.

Baca Juga: Donald Trump Sering Remehkan Protokol Kesehatan Sebelum Positif Covid-19

“Batik merupakan bagian industri tesktil dan busana, menjadi salah satu sektor prioritas dalam implementasi Peta Jalan Making Indonesia 4.0," lanjut dia.

Selain itu, pemerintah meluncurkan program "Bangga Buatan Indonesia", dan di Kemperin, dijabarkan kembali mejadi "Beli Buatan Indonesia" di mana salah satu prdouk yang didorong adalah berbasis batik.

Berdasarkan data Kemperin, saat ini industri batik mencapai 47.000 unit yang tersebar di 101 sentra dan memperkerjakan 200.000 orang. Hampir semuanya dalam skala industri kecil.***

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x