Ichsanuddin Noorsy Sebut Struktur Perekonomian Indonesia Rapuh, Simak 3 Indikatornya

- 9 Agustus 2020, 14:35 WIB
Ichsanuddin Noorsy menjelaskan betapa lemahnya perekonomian di Indonesia.
Ichsanuddin Noorsy menjelaskan betapa lemahnya perekonomian di Indonesia. /-Foto: Tangkapan layar channel YouTube Refly Harun

"Uang bukan sekadar alat tukar,uang bukan sekadar alat penyimpanan, uang bukan sekadar alat pengumpul kekayaan, uang bukan sekadar alat untuk yang namanya beli pembayaran-pembayaran lain, tapi uang juga sebagai alat untuk bicara bagaimana struktur perekonomian di suatu negara. Nah itu indikator pertama," jelasnya.

Selanjutnya, Ichsanuddin Noorsy menambahkan indikator kedua. Dia pun menyinggung kedaulatan energi masa kini dengan era Orde Baru.

Baca Juga: Gara-gara Pacar Ditegur Tak Pakai Masker, Pria Ini Tinju Kakek Veteran Perang

"Indikator kedua energi. Kalau di era Orde Baru kita pernah punya minyak sampai dengan 1,5 juta barel per hari, turun jadi 1,3 juta, 1,2 juta, 1,1 juta, dan sekarang cuma 700 sampai dengan 800 ribu, itu ancamannya bukan cuma sekadar ancaman kedaulatan energi kita terganggu, ketahanan energi kita juga rapuh," kata alumnus Universitas Airlangga itu.

Terakhir, menurut Ichsanuddin, indikator ketiga adalah impor yang dilakukan oleh Indonesia.

Contoh paling gampangnya ketika Indonesia terus menerus mengimpor beras dan garam. Hal tersebut membuat Ichsanuddin miris.

Baca Juga: POPULER HARI INI: Akhir Pekan Banyak yang Cari Info Jadwal Acara TV Hingga Harga Emas Antam

"Yang ketiga kalau kita terus menerus impor beras, itu juga menggambarkan kita rapuh. Misalnya gula, kedelai, dan garam yang terakhir kita impor dari luar," ucapnya geram.

"Anda bayangkan Indonesia sebagai negara garis pantai terpanjang kedua di dunia (setelah Kanada) itu kita impor garam sampai jutaan ton," lanjut Ichsanuddin.

Dengan demikian, ketiga indikator tersebut membuktikan kalau perekonomian Indonesia jelas sedang tidak baik-baik saja.

Halaman:

Editor: Adhyasta Dirgantara


Tags

Terkait

Terkini

x