Utang Nyaris Rp6.000 Triliun dan Pertumbuhan Ekonomi Minus, Luhut: Masih Sangat Terkendali

- 26 Juli 2020, 15:13 WIB
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan. /- Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/hp.

SEPUTARTANGSEL.COM - Hingga tiga tahun ke depan, utang pemerintah diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan di level 38,1 persen.

Hal itu dilakukan untuk menutupi defisit anggaran. Kemampuan membayar utang pun dijaga dengan cara mencari sumber pembiayaan murah dan meningkatkan pendapatan negara. 

Demikian diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan di Jakarta, Minggu 26 Juli 2020.

Baca Juga: Kim Jong Un Lockdown Kota Kaesong, Gara-gara Pembelot Pulang Kampung Diduga Terinfeksi Covid-19

Menurut Luhut, meningkatnya utang luar negeri ditopang arus modal masuk pada Surat Berharga Negara (SBN) dan penerbitan surat utang global pemerintah merupakan hal yang wajar.

Aliran modal tersebut, jelasnya, sebagian untuk pemenuhan kebutuhan pembiayaan, termasuk penanganan kesehatan dan pemulihan ekonomi.

Baca Juga: Jadwal Acara TV Hari Ini, Minggu 26 Juli 2020: TRANS 7, TRANS TV, NET TV, MNC TV, GTV, INDOSIAR

Namun demikian, pertumbuhan rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dianggap masih cukup terkendali.

"Kalau ada orang bilang utang kita berlebihan segala macam, ya memang harus dilakukan, tapi masih sangat-sangat terkendali," ujar Luhut seperti dipublikasikan Warta Ekonomi berjudul "What! Bukan Berkurang, Luhut: Utang RI Akan Bengkak Nyaris 40 Persen," yang bersumber dari Sindonews.

Halaman:

Editor: Sugih Hartanto

Sumber: Warta Ekonomi


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x