Dari situ dia berpikir, untuk membuat komunitas “Kampung Kue” di Rungkut Lor Gang 2 RT 04 RW 05 Kelurahan Kalirungkut Kecamatan Rungkut Kota Surabaya, agar ibu-ibu di sana menjadi produktif.
Sebelum mendirikan komunitas, perempuan berusia 53 tahun ini terlebih dahulu melakukan pengamatan kecil-kecilan.
Warga setempat pada tahun 1970-an dikenal sebagai produsen pakaian dalam laki-laki dan perempuan. Kemudian, ibu-ibu di Rungkut Lor Gang 2 sebagian ada yang memproduksi kue.
Tapi saat itu tidak terlalu berdampak besar apalagi dampaknya terhadap masyarakat lingkungan sekitar.
Akhirnya Mahpuduah, mencoba mengembangkan potensi yang pertama yaitu mengembalikan kejayaan Rungkut Lor Gang 2 dengan membuka usaha sulam pita.
Tapi, usaha itu tidak berpengaruh besar terhadap perekonomian ibu-ibu.
Baca Juga: Coca-Cola Europacific Partners Indonesia Gunakan Corporate Billing Management BRI
Menurutnya, dengan membangun komunitas usaha bisa mengangkat martabat perempuan menjadi pribadi yang lebih produktif, khususnya bagi ibu-ibu di Rungkut Lor Gang 2 yang sebelumnya menganggur.
Di samping itu, ada sebagian ibu-ibu yang menolak didirikannya komunitas, namun dia menganggap hal tersebut merupakan hal yang lumrah.
Berbekal tekad yang kuat, akhirnya pada tahun 2005 resmi berdiri komunitas “Kampung Kue” yang di dalamnya terdiri dari 63 pengusaha kue, baik kue basah dan kering.