Holding Ultra Mikro (UMi) BRI Jadikan Digitalisasi Sebagai Senjata Utama Hadapi Dua Tantangan

- 13 Oktober 2021, 22:50 WIB
Holding Ultra Mikro (UMi) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI bersama PT Pegadaian (Persero) dan PT PNM menjadikan digitalisasi sebagai senjata utama menghadapi Dua tantangan bisnis mikro dan ultra mikro.
Holding Ultra Mikro (UMi) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI bersama PT Pegadaian (Persero) dan PT PNM menjadikan digitalisasi sebagai senjata utama menghadapi Dua tantangan bisnis mikro dan ultra mikro. /Foto: Dok. BRI/

Sebagai contoh, penggunaan BRImo terus menunjukan peningkatan signifikan hingga mencapai 86,7% dari 11,7 juta pengguna per Juni 2021.

Sedangkan pengguna QRIS melalui BRI terdapat sekitar 1 juta merchant per September 2021 atau meningkat 700%. Sepanjang 2021 jumlah transaksi melalui e-channel BRI menembus 5,7 miliar.

"Terkait dengan optimisme pertumbuhan kredit, pihaknya sangat optimistis karena di saat kredit (industri perbankan) yang hanya tumbuh kurang dari satu persen saat pandemi, di BRI kredit mikro mampu tumbuh 17 persen,” ujarnya menambahkan.

Prioritas Holding UMi

Seperti diketahui, dalam rangka pembentukan holding ultra mikro, BRI telah merampungkan aksi korporasi rights issue dengan nilai total Rp95,9 triliun.

Baca Juga: BRI dan Bank Raya Luncurkan Pinang Paylater, Fasilitas Dana Talangan Cepat bagi Agen BRILink

Adapun sebesar Rp54 triliun di antaranya berupa non cash berbentuk inbreng saham pemerintah di Pegadaian dan PNM.
Selebihnya, Rp 41 triliun adalah dana tunai dari investor publik. Bahkan rights issue BRI ini pun mengalami oversubscribe sampai 1,53%.

Sunarso pun menjelaskan, dana segar yang digunakan untuk membiayai Holding UMi tersebut akan lebih diprioritaskan untuk pemberdayaan sekitar 14 juta pelaku usaha ultra mikro yang sama sekali belum mendapatkan kucuran dana pengembangan usaha.

Riset perseroan menunjukkan bahwa pada 2019 terdapat sekitar 46 juta pengusaha UMi di Tanah Air. Dari jumlah itu sekitar 20 juta sudah terlayani lembaga keuangan formal seperti Bank, BPR, koperasi simpan pinjam, dan fintech.

Ada pula sekitar 26 juta pelaku usaha UMi yang belum terlayani Lembaga keungan formal. Bahkan terdapat 14 juta yang belum terlayani sema sekali.

Halaman:

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Terkait

Terkini