BRI Optimalkan Digitalisasi Dorong Pelaku UMKM Naik Kelas

14 April 2022, 17:47 WIB
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mengoptimalkan digitalisasi mendorong pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) naik kelas. Ketahanan dan keberlanjutan UMKM percepat pemulihan ekonomi. /Foto: Dok. BRI/

SEPUTARTANGSEL.COM – PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI senantiasa mendorong pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) naik kelas.

Salah satunya, dilakukan dengan mengoptimalkan digitalisasi. BRI memandang peluang digital perlu dimanfaatkan dengan baik agar hasilnya dapat diperoleh dengan optimal.

Dengan demikian, ketahanan dan keberlanjutan usaha para pelaku usaha juga diharapkan dapat mempercepat pemulihan ekonomi.

Baca Juga: BRI Sahabat Disabilitas, Bantu Bersaing di Dunia Kerja

Hal tersebut diungkapkan Direktur Bisnis Mikro BRI Supari pada acara Diskusi Taman BRI yang mengambil tema “Peran Digitalisasi dalam Mendorong UMKM Naik Kelas,” Rabu, 13 April 2022.

Acara diskusi Taman diselenggarakan oleh BRI Research Institute (BRIRINS) bekerja sama dengan BRI di Kantor Pusat BRI.

“Contohnya pelaku Usaha Ultra Mikro (UMi) nasabah PNM Mekaar. Data BRI menunjukkan, hampir 89% sudah memiliki smartphone. Hal ini menjadi wadah untuk akses pemberdayaan sekaligus improve usaha,” ungkapnya.

Baca Juga: BRI Siapkan Uang Tunai Rp46,85 Triliun untuk Kebutuhan Libur Lebaran Masyarakat

BRI sendiri telah memiliki framework pemberdayaan yang dilakukan secara simultan, yakni melalui pengembangan ekosistem usaha dan kapabilitas pelaku UMKM.

Upaya tersebut dioptimalkan dengan digitalisasi melalui platform digital Bisnis to customer (B2C) yang menghubungkan pelaku usaha UKM dengan para pembeli secara langsung melalui aplikasi jual-beli komoditas secara daring, kemudian ada platform Localoka, dan platform Pasar.id.

Platform digital Bisnis to Customer (B2C) yang tengah dikembangkan menjadi aplikasi penghubung seluruh pelaku multikomoditas secara terintegrasi dalam closed system BRI service.

Baca Juga: BRI Group Tebar 80.000 Paket Sembako Berbagi Bahagia Ramadhan ke Masyarakat, Panti Asuhan Hingga Panti Werdha

Sementara platform Localoka, menyajikan journey dari program pemberdayaan Kelompok Usaha Binaan BRI. Adapun Pasar.id menjadi terobosan yang memfasilitasi aktivitas jual beli secara daring bagi pedagang pasar.

“Kami ingin melayani semua ekosistem sesuai journey-nya. Sekarang ini, bisnis memperebutkan customer experience. Maka siapa yang cepat mengenali, membangun dan mendefinisikan experience nasabah, itulah yang akan jadi pemenangnya,” ungkapnya.

Upaya BRI tersebut memiliki alasan yang sangat kuat. Mengutip data Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah pelaku UMKM khususnya segmen mikro mendominasi 98,7% dari total unit usaha di Tanah Air.

Baca Juga: BRI Peduli Wujudkan Mimpi Jurnalis Anak Petani Tempuh Pendidikan S2

Maka, pemberdayaan UMKM dan upaya inklusi keuangan menjadi peran microfinance yang penting untuk mengentaskan kemiskinan pemerataan ekonomi.

Hal ini juga sesuai dengan fokus Presidensi G20 di Indonesia yang salah satunya mengangkat financial inclusion.

Dorong UMKM Melompat Jauh

Dalam acara yang sama, Komisaris eFishery yang juga menjabat Wakil Ketua Umum Bidang Kewirausahaan KADIN Aldi Haryopratomo mengatakan, skala usaha UMKM dapat dinaikkan melalui optimalisasi digitalisasi.

Baca Juga: 503.000 Agen BRILink Sampai Akhir 2021 Layani 929 Juta Transaksi Perbankan Masyarakat

Teknologi, kata dia, menjadi jembatan untuk mengurangi struktur biaya sehingga lebih efisien. Contohnya proses pembayaran utama yang dulu menggunakan mesin EDC, sekarang bisa menggunakan QR Code sehingga lebih mudah.

“Di eFishery, misalnya, untuk meningkatkan produktivitas dan menekan biaya produksi, kami menggunakan sebuah robot atau mesin yang bisa mengetahui kapan ikan dalam keadaan lapar,” ujarnya.

Baca Juga: BRI Fellowship Journalism 2021, 36 Jurnalis Dapat Beasiswa S2 dari BRI

Mesin robot ini pun dapat memberikan makan pada ikan saat lapar secara merata. Dengan demikian, secara produktivitas pengeluaran budidaya ikan bisa turun 30% serta pendapatannya naik hingga 45%.

“Intinya, inovasi melalui optimalisasi digitalisasi dapat menekan biaya dan meningkatkan akses pasar,” ujarnya.
Teknologi dapat menjadi perubahan fundamental dari segi biaya maupun dari pasar.***

Editor: Sugih Hartanto

Tags

Terkini

Terpopuler