Baca Juga: [Link Live Streaming] Laga Terakhir Timnas Indonesia U-19 Melawan Dinamo Zagreb
Saat melatih Timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2018 silam tatkala bersua Jerman, misalnya, Shin juga mengusung formasi serupa.
Seperti diketahui Timnas Indonesia, dari level junior hingga senior, cenderung terbiasa main dengan formasi 4-3-3 atau mengandalkan kecepatan pemain sayap serang.
Jika sebelumnya sektor sayap menjadi kunci permainan Timnas Indonesia, termasuk U19, yang didukung oleh kecepatan para pemain, kini koordinasi antarlini menjadi faktor yang dikedepankan oleh Shin Tae-yong.
Baca Juga: Lihat Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini untuk Sambut Gajian
Dalam beberapa pertandingan, koordinasi masih menjadi titik lemah. Hal ini terlihat saat menghadapi Bosnia dalam laga pemungkas. Gol bunuh diri Komang Tri menjadi bukti jika koordinasi dan konsentrasi tiap penggawa belum optimal.
“Kami masih banyak PR yang harus diselesaikan. Untuk pertandingan selanjutnya kami ingin pemain dapat berkembang semakin baik lagi,” kata Shin Tae-yong seperti dikutip laman resmi PSSI.
Belum Ampuh Menambah Produktivitas Gol
Produktivitas gol Timnas U19 Indonesia selama menjalani training camp (TC) di Kroasia masih jauh dari harapan, terutama jika melawan tim dari Eropa.
Dari total 6 laga, Garuda Muda kebobolan 16 gol dan memasukkan 7 gol saja. Namun, jika dirunut dari satu laga ke laga lainnya, terdapat peningkatan yang cukup signifikan.