Medali Perak Olimpiade Tokyo 2020 Milik Inggris Raya Dibatalkan Usai Atletnya Positif Doping

- 15 September 2021, 22:29 WIB
Tim Estafet putra Inggris Raya Nomor 4x100meter yang Bakal Kehilangan Medali Perak Olimpiade Tokyo 2020 karena terbukti menggunakan doping.
Tim Estafet putra Inggris Raya Nomor 4x100meter yang Bakal Kehilangan Medali Perak Olimpiade Tokyo 2020 karena terbukti menggunakan doping. /Foto: REUTERS/Dylan Martinez./

SEPUTARTANGSEL.COM - Salah satu atlet Inggris Raya pada nomor estafet 4x100 meter putra Olimpiade Tokyo 2020 terbukti positif menggunakan doping.

Skandal doping tersebut membuat Inggris Raya akan kehilangan satu medali perak yang didapat pada Olimpiade Tokyo 2020.

Gara-gara itu, Inggris Raya juga akan turun peringkat di perolehan medali pada Olimpiade Tokyo 2020 tersebut.

Baca Juga: Pada Vincent Desta, Taufik Hidayat Ngaku Ikut PON Setelah Juara Olimpiade Karena Hal Ini

Hal tersebut diketahui dari laporan Badan Penguji Internasional atau ITA.

"ITA mengonfirmasi bahwa sesuai permintaan atlet, analisa sampel B dilakukan di laboratorium terakreditasi WADA di Tokyo pada 19 Agustus 2021 dan prosedur tersebut mengkonfirmasi hasil sampel A," menurut pernyataan ITA,dikutip SeputarTangsel.Com dari Antara, Rabu 15 September 2021..

Sesuai dengan Aturan Anti-Doping Komite Olimpiade Internasional atau IOC dan Peraturan Anti-Doping Atletik Dunia bahwa atlet yang terbukti melanggar secara otomatis didiskualifikasi.

"Kasus ini kemudian akan dirujuk ke Unit Integritas Atletik atau World Athletics untuk menindaklanjuti sanksi di luar Olimpiade Tokyo 2020," ungkap ITA.

Baca Juga: Atlet Lari Olimpiade Tokyo Lelang Medali Perak Miliknya di Situs Jual Beli Online, Alasannya Bikin Haru

Kanada yang sebelumnya berada di posisi ketiga akan secara otomatis naik peringkat dan berhak atas perak Olimpiade Tokyo.

Sedangkan China yang sebelumnya berada pada posisi keempat nantinya akan mendapat medali perunggu.

Chijindu "CJ" Ujah merupakan atlet peraih medali perak pada nomor 4x100 meter bersama dengan Zharnel Hugnes, Richard Kilty dan Nethaneel Mitchell-Blake di Olimpiade Tokyo 2020.

Atlet sprinter tersebut telah mengajukan pengujian sampel B setelah bulan lalu uji sampel A terbukti positif.

Pada pengujian sampel A yang membuatnya diskors, terbukti mengandung zat terlarang jenis ostarine dan S-23.

Baca Juga: Bagikan Bonus Atlet dan Pelatih Olimpiade Tokyo 2020, Jokowi: Situasi Pandemi, Jumlahnya Perlu Saya Sebut?

Ujah mengaku terkejut dan menyatakan dirinya tidak melakukan kecurangan sesaat setelah sampel A dinyatakan positif.

"Saya tidak pernah dan tidak akan pernah secara sadar menggunakan zat terlarang," ujar Ujah.

Atlet sprinter berusia 27 tahun tersebut meminta dilakukan pengujian atas sampel B dan hasilnya tetap positif. ***

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Terkait

Terkini

x