Pelari Cepat Belarusia, Krystsina Tsimanouskaya Pilih Terbang ke Polandia Daripada Pulang ke Negaranya

5 Agustus 2021, 10:21 WIB
Krystsina Tsimanouskaya jelang pemberangkatan ke Polandia di bandara Narita, sebelah Timur Tokyo, 4 Agustus 2021. /Foto: Reuters/Issei Kato/

 

SEPUTARTANGSEL.COM – Pelari cepat asal Belarusia, Krystsina Tsimanouskaya meninggalkan Tokyo menuju Polandia, Rabu 4 Agustus 2021.

Pemerintah Kota Warsawa, Polandia, disebutkan mau menerima atlet yang berlaga di Olimpiade Tokyo 2020 dan membela Belarusia tersebut .

Polandia yang telah lama mengkritik Presiden Belarus, Alexander Lukashenko, memang dikabarkan banyak menampung aktivis Belarus.

Baca Juga: Raih Emas Olimpiade Tokyo 2020, Greysia Polii-Apriyani Rahayu Lolos World Tours Final 2021 di Bali

Krystsina Tsimanouskaya dan suaminya mendapat visa kemanusiaan di sana.

Diketahui, Krystsina Tsimanouskaya tiba di Bandara Narita, sebelah timur Tokyo, dengan mobil van.

Dia bercelana jins warna biru, dikombinasi blus senada dan menggunakan masker. Terlihat ada kacamata hitam bertengger di wajahnya.

Meski ditunggu banyak wartawan, dia tidak berbicara sepatah pun. Terlihat ada beberapa pejabat yang membawa kopernya.

Baca Juga: Kevin Cordon akan Diarak Keliling Kota Guatemala Setelah Lolos Semifinal Bulu Tangkis Olimpiade Tokyo 2020

Dikutip SeputarTangsel.Com dari Reuters, Kamis 5 Agustus 2021, insiden diplomatik yang mengingatkan banyak orang pada pembelotan sejumlah atlet di massa perang dingin itu bermula pada hari Minggu, 1 Agustus 2021.

Tsimanouskaya yang berusia 24 tahun yang seharusnya dijadwalkan bertanding di nomor 200 meter putri pada hari Senin, menolak bertanding.

Krystsina beralasan karena ia diminta bertanding di nomor 400 meter yang belum pernah dilakukan.

Baca Juga: Perjuangan di Olimpiade Tokyo 2020 Usai, Atlet Indonesia Bawa Pulang 5 Medali dari 2 Cabor

Tim Belarusia kemudian mengusir Krystsina, sehingga Krystsina meminta perlindungan Komisi Olimpiade di Jepang.

Dia mengatakan kepada pelatih kepala Belarusia, tidak akan kembali ke negara asalnya.

Peristiwa di atas langsung mengingatkan dunia pada protes pemilihan umum Belarusia tahun 2020. Oposisi menganggap pemilihan berlangsung curang untuk mempertahankan kekuasaan Lukashenko.

Baca Juga: Crazy Rich Malang Siapkan Bonus Miliaran Bagi Atlet Peraih Medali Olimpiade Tokyo 2020

Pihak berwenang Belarusia menyebut semua pengunjuk rasa anti-pemerintah sebagai penjahat atau revolusioner kekerasan yang didukung oleh Barat.

Semua tindakan kekerasan yang dilakukan lembaga penegak hukum negara dianggap pantas dan perlu.

Komite Olimpiade Internasional mengatakan, peristiwa yang terjadi pada sprinter Belarusia itu sedang dalam penyelidikan dan sudah meminta laporan dari negara yang dimaksud. ***

Editor: Sugih Hartanto

Tags

Terkini

Terpopuler