Sarang Burung Walet Rp20 Juta per Kilogram Ada di Pulau Nuha Belen di Kabupaten Flores Timur

- 30 September 2021, 23:18 WIB
Tampak Pulau Nuha Belen di Flores Timur.
Tampak Pulau Nuha Belen di Flores Timur. /Yurgo Purab/FLORES TERKINI/

SEPUTARTANGSEL.COM - Sarang burung walet dikenal sejak lama sebagai sumber nutrisi yang sangat kaya.

Diyakini dapat meningkatkan vitalitas dan menjaga kesehatan, harga sarang burung walet pun sampai tembus jutaan rupiah per kilogram.

Air liur burung walet terbuat dari protein, yang juga tinggi kandungan kalsium, zat besi, kalium, dan magnesium.

Baca Juga: 3 Fakta Menarik Tentang Badak, si Kulit Tebal Tapi Sensitif yang Paling Terancam Punah

Harga sarang burung walet menjadi mahal karena untuk mendapatkannya juga sulit, lantaran burung walet biasanya membangun sarang di celah-celah tebing batu kapur yang curam.

Belakangan, ada upaya untuk memancing burung walet agar mau bersarang di rumah-rumah walet buatan manusia. Namun, ini pun tak selalu berhasil, sehingga harga sarang burung walet tetap tinggi.

Saat ini, harga pasaran sarang burung walet sekitar Rp8-9 juta per kilogram.

Di Kabupaten Flores Timur bahkan ada salah satu pulau kecil yang menghasilkan sarang burung walet kualitas super dengan harga mencapai Rp20 juta per kilogram.

Dikutip SeputarTangsel.Com dari Flores Terkini, di Kabupaten Flores Timur, terdapat gugusan pulau-pulau kecil yang tak berpenghuni.

Baca Juga: Pemerintah akan Izinkan Wisatawan Asing Berwisata ke Bali Mulai Oktober

Masyarakat Lewotobi maupun Lewouran hafal betul nama lima pulau kecil di ujung Pulau Solor itu. Namanya, Nuha Belen, Nuha Belopo, Nuha Bola, Nuha Kowa, dan Nuha Witi.

Uniknya, di salah satu pulau itu terdapat gua, tempat bersarangnya burung walet yang memiliki nilai jual satu kilo sekitar Rp20-an juta.

Salah satu warga dusun Lewouran, Desa Lewotobi, Kecamatan Ile Bura, Bertolomeus Muda menuturkan, warga setempat menjadikan pulau itu sebagai tempat berburu ikan dasar, ikan tongkol, dan ikan ekor kuning.

Letak pulau berada persis di putaran arus sekitar Selat Lewotobi dan Pulau Solor, membuat ikan-ikan pada berkumpul di sana.

Setiap orang yang bertandang ke pulau itu dan ingin melihat gua dari dekat bisa berlayar dengan perahu dengan jarak tempuh 30 menit lamanya.

Pulau Nuha Belen memang sedikit lebih besar dari empat pulau yang lainnya. Bahkan, seluruh sisinya hanya bebatuan saja.

Baca Juga: Taman Safari Indonesia (TSI) Sudah Dibuka, Bupati Bogor Beri Alasannya

Pengunjung sedang mengambil sarang burung walet di Pulau Nuha Belen.
Pengunjung sedang mengambil sarang burung walet di Pulau Nuha Belen. Yurgo Purab/FLORES TERKINI

“Batu semua seluruhnya. Hanya ada rumput dan akar-akar,” cerita Bartolomeus Muda, yang sempat beberapa kali mengunjungi gua di pulau tersebut," tuturnya.

“Sebenarnya tujuan utama kami adalah mancing ikan. Tapi kami singgah untuk lihat-lihat gua itu,” tambahnya.

Bertolomeus Muda berkisah lebih jauh, di bagian dalam gua terdapat bebatuan cadas yang besar dan ada beberapa lubang atau mulut gua.

Situasi gua yang gelap dan sedikit menantang tak membuat mereka takut, karena mereka yakin pulau itu bagian dari tuturan sejarah nenek moyang mereka.

“Jadi kita hati-hati masuk ke dalam. Gelap sekali. Kita harus pakai senter. Batu-batu besar. Lubang besar itu sampai ke dasar,” katanya.

Baca Juga: 5 Destinasi Super Prioritas Disiapkan Sandiaga Uno Dorong Pemulihan Ekonomi dan Pembangunan Infrastruktur

Selain situasinya agak gelap, ketika mereka menjelajahi isi gua, mereka harus mengutus seseorang untuk menjaga mulut gua.

Soalnya, gua itu hanya boleh dimasuki saat air laut surut. Saat air laut sudah mulai pasang, sang penunggu itu segera memberitahukan teman-temannya untuk pulang.

Di sekitaran mulut gua itu, kata Muda, ada sarang burung walet, juga beberapa reptil lainnya seperti ular.

Kalau mereka menemui sarang burung walet maka mereka akan mengambilnya dan membawanya pulang untuk dimasak dicampur dengan bubur.

“Kalau di Flores Timur, pemasarannya ‘kan kita tidak tahu. Jadi ada yang bawa pulang dicampur bubur dan dimakan. Khasiatnya menyembuhkan berbagai penyakit. Setahu saya di daerah lain, satu kilo harganya 20-an juta,” ujarnya.

Baca Juga: Jubir Wapres: Ajakan Wisata ke Raja Ampat Bukan Untuk Saat Ini

Artikel ini telah tayang di Flores Terkini dengan judul: "Ada Gua di Pulau Nuha Belen, Ternyata Ada Sarang Burung Walet yang Bernilai Jutaan Rupiah"

Eksotiknya Pulau Nuha Belen mengundang Bupati Flotim, Hengki Mukin (1994-Januari 2000) pernah menempatkan orang untuk menjaga pulau tersebut karena ada harta berharga itu. Namun, kisah itu tidak terdengar lagi belakangan ini.

Meski demikian, Bertolomeus Muda sebagai orang yang pernah mengunjungi gua tersebut memiliki kesan yang menarik.

Menurutnya, untuk bisa sampai ke pulau itu, kita tidak membutuhkan ritual-ritual tertentu sebelumnya. Catatannya, setiap orang yang datang tidak boleh membawa serta niat jahat masing-masing.

“Bukan pergi curi sarang burung walet demi cari kekayaan dari itu ‘kan?” kata Berto Muda singkat. *** (Yurgo Purab/Flores Terkini)

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah