Mengenal Abdul Taib Mahmud, Sosok Asli di Balik Video Hoax Ma'ruf Amin Sholat Jenazah Pakai Rukuk dan Sujud

- 4 Juni 2022, 21:30 WIB
Yang Dipertuan Negeri (Gubernur)Tun Pehin Sri Abdul Taib Mahmud, Sarawak yang videonya viral disangka KH Ma'ruf Amin sholat jenazah pakai rkuk dan sujud.
Yang Dipertuan Negeri (Gubernur)Tun Pehin Sri Abdul Taib Mahmud, Sarawak yang videonya viral disangka KH Ma'ruf Amin sholat jenazah pakai rkuk dan sujud. /Foto: Instagram @tun.abdul.taib.mahmud

SEPUTARTANGSEL.COM - Nama Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin sempat menjadi perbincangan publik beberapa waktu lalu.

Pasalnya, beredar sebuah video yang menyebut Ma'ruf Amin melaksanakan sholat jenazah menggunakan rukuk dan sujud.

Namun, video yang mencatut nama Ma'ruf Amin tersebut adalah video hoaks.

Baca Juga: Fakta di Balik Video 'Sholat Jenazah Ma'ruf Amin Pakai Rukuk dan Sujud', Ternyata Bukan Sosok Sembarangan

Adapun sosok asli di balik video itu adalah Tuan Yang Terutama Yang di-Pertua Negeri Sarawak Tun Pehin Sri Haji Abdul Taib Mahmud yang melaksanakan sholat tahiyatul masjid sebelum melaksanakan sholat jenazah.

Dilansir SeputarTangsel.Com dari situs resmi Astana Negeri Sarawak pada Sabtu, 4 Juni 2022, Abdul Taib Mahmud adalah orang termuda yang pernah dilantik sebagai menteri negara dalam sejarah politik Serawak pada 22 Juli 1963 saat dirinya berusia 27 tahun.

Abdul Taib Mahmud lahir dalam keluarga bangsawan pada 21 Mei 1936 di kota utara Serawak, Miri. Latar belakang aristokrat ini diimbangi dengan kecemerlangan akademis dan skolastiknya ketika ia memenangkan Beasiswa Colombo Plan untuk belajar hukum di University of Adelaide, Australia.

Menolak tawaran menjadi hakim di Australia, Abdul Mahmud Taib memilih kembali ke Serawak dan menjadi Jaksa Penuntut Umum (JPU) dengan gelar sebagai sarjana hukum.

Baca Juga: Wapres Ma'ruf Amin Dikabarkan Sholat Jenazah Pakai Rukuk dan Sujud, Begini Kata Roy Suryo

Abdul Taib Mahmud adalah seorang pemimpin visioner. Namun yang membedakannya dari para pemimpin visioner lainnya adalah bahwa ia adalah orang yang penuh aksi. Dia memiliki visi. Dia punya konsep dan ide. Dia menerapkan kebijakan ini secara metodis dan cermat.

Titik balik sejarah Serawak adalah pada tanggal 26 Maret 1981. Pada hari itulah, Abdul Taib Mahmud dilantik sebagai Ketua Menteri ke-4 negara bagian terbesar di Malaysia dan pada saat yang sama merupakan salah satu negara bagian termiskin di Malaysia.

Serawak yang baru saja melepaskan belenggu Kolonial Inggris, merupakan daerah terpencil secara ekonomi. Jalan terpanjangnya adalah bentangan jalan tanah dari Kuching ke arah luar.

Tidak ada hotel di ibu kota yang layak dibicarakan. Angka kemiskinannya melonjak hingga lebih dari 70 persen. Pendapatan nasional Serawak tidak dapat menopang kota kecil di barat selama satu minggu.

Baca Juga: Wapres Ma'ruf Amin Sholat Jenazah Disertai Rukuk dan Sujud? Cek Faktanya

Sekolahnya bobrok dan anak-anak pergi ke sekolah itu tanpa alas kaki. 5.000 desa dan rumah panjangnya tersebar di seluruh negara bagian dengan hampir tidak ada infrastruktur–membuat tugas mengembangkan Sarawak luar biasa dan hampir mustahil.

Bahkan, Inggris tidak dapat mengembangkan Serawak meskipun berada di bawah kekuasaan Brookes dan Inggris selama lebih dari 100 tahun.

Pada saat itu, Serawak berada dalam keadaan berperang dengan setidaknya 27 kelompok etnis. Negara menjadi sasaran perubahan politik tanpa upaya untuk meningkatkan stagnasi ekonominya.

Sementara, Federasi memiliki masalah gigi dan hubungan antara Kuching dan Kuala Lumpur bergelombang.

Baca Juga: Ma'ruf Amin Sholat Jenazah dengan Rukuk dan Sujud Hoaks, Ustadz Khalid Basalamah Jelaskan Cara yang Benar

Angin perubahan mulai bertiup untuk pertama kalinya pasca Abdul Taib Mahmud memperkenalkan kebijakan baru, yaitu politik pembangunan.

Melalui Politik Pembangunan, angka kemiskinan dari yang melonjak 70 persen dapat diturunkan hingga serendah satu digit. Saat ini tingkat kemiskinan di Serawak adalah 2,5 persen.

Abdul Taib Mahmud membuktikan bahwa dia adalah pemimpin terbaik yang pernah memerintah Serawak dari Gubernur pertama Pengiran Indera Mahkota Sarawak hingga Gubernur Kolonial Inggris dan pasca Ketua Menteri Malaysia.***

Editor: Asep Saripudin


Tags

Terkait

Terkini

x