Ekonomi Rusia Ditekan Barat, Vladimir Putin Siagakan Penangkal Nuklir

- 28 Februari 2022, 13:06 WIB
Presiden Vladimir Putin menempatkan penangkal nuklir untuk bersiap dari serangan balasan negara-negara Barat
Presiden Vladimir Putin menempatkan penangkal nuklir untuk bersiap dari serangan balasan negara-negara Barat /Reuters/Thibault Camus/Pool/

SEPUTARTANGSEL.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Minggu, 27 Februari 2022 telah menempatkan penangkal nuklir.

Penangkal nuklir Rusia kini dalam kondisi siaga tinggi untuk menghadapi serangan balasan dari negara-negara Barat.

Penempatan penangkal nuklir oleh Rusia di tengah negara-negara Barat yang kini menekan ekonomi Moskow melalui berbagai sanksi.

Baca Juga: Serangan Rusia ke Ukraina, Tewaskan 64 Warga Sipil dari Total 240 Korban

Bahkan tersiar kabar bahwa pasukan darat Rusia berhasil dipukul mundur dari beberapa kota besar di Ukraina.

Sejak Vladimir Putin memerintahkan serangan ke Ukraina, Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya memberikan sanksi dimulai dengan pembekuan aset bank-bank besar Rusia.

Dilansir SeputarTangsel.Com dari Reuters, Senin 28 Februari 2022 bahwa Putin telah meningkatkan perang dengan retorika berbahaya.

Baca Juga: 5 Dampak Perang Rusia dan Ukraina Pada Dunia Sepak Bola dari Liga Champions Hingga Bos Chelsea

Bahkan Amerika Serikat mengatakan bahwa serangan terbesar di negara Eropa sejak Perang Dunia Kedua tidak menghasilkan kemenangan cepat, akan tetapi justru tanggapan Barat yang luas dan terpadu.

Invasi yang dilakukan oleh Rusia ke Ukraina telah memicu respon politik, ekonomi, strategis, dan korporat Barat.

"Dengan perang di Ukraina ini, dunia tidak akan pernah sama lagi," ujar kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josef Borrell.

Baca Juga: Fasilitas Minyak Dan Gas Ukraina Terbakar Usai Diserang, Saat Negara Bagian Barat Sibuk Buat Sanksi Rusia

"Sekarang, lebih dari sebelumnya, waktu bagi masyarakat dan aliansi untuk bersatu membangun masa depan kita di atas kepercayaan, keadilan, dan kebebasan. Inilah saatnya untuk berdiri dan berbicara. Mungkin tidak benar. Tidak pernah. Tidak akan pernah," katanya lagi.

Pada hari Minggu, 27 Februari 2022 sebanyak 27 negara Uni Eropa untuk pertama kalinya memutuskan untuk memasok senjata ke Ukraina.

Bahkan mereka akan mengirim persenjataan senilai 450 juta Euro ke Ukraina termasuk penyediaan jet tempur.

Kepala eksekutif Uni Eropa Ursula von der Leyen menyatakan dukungan untuk keanggotaan Ukraina dengan mengatakan bahwa "mereka adalah salah satu dari kita."

Ukraina merupakan negara yang berpenduduk 44 juta orang dan memperoleh kemerdekaan dari Moskow pada tahun 1991 saat Uni Soviet jatuh.

Hal tersebut membuat Ukraina ingin bergabung dengan NATO dan Uni Eropa, akan tetapi ditentang oleh Rusia.

Alasan itu pula yang membuat Presiden Vladimir Putin melakukan serangan ke Ukraina karena tak menyetujui bergabung dengan NATO.

Sejak Rusia menyerang Ukraina, pada Senin pagi mata uang Rubel jatuh hampir 30% ke level terendah sepanjang masa terhadap dolar.

Hal tersebut dipicu juga oleh sanksi keras dari negara-negara Barat dengan memblokir beberapa bank Rusia dari sistem pembayaran internasional SWIFT.

Bahkan Presiden Swiss yang netral mengatakan bahwa dia berharap pemerintahnya mengikuti Uni Eropa dengan sanksi Rusia dan pembekuan aset Rusia.

Hingga kini Rusia bersiap atas serangan balasan dari negara-negara Barat atas invasinya ke Ukraina dengan menempatkan penangkal nuklir.***

Editor: Dwi Novianto


Tags

Terkait

Terkini

x