Vladimir Putin Tuduh AS Coba Pancing Rusia ke Dalam Perang

- 2 Februari 2022, 14:13 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin membantah kan melakukan invasi ke Ukraina/Tangkapan Layar/Dok. Reuters
Presiden Rusia Vladimir Putin membantah kan melakukan invasi ke Ukraina/Tangkapan Layar/Dok. Reuters /Foto: Tangkapan Layar/Dok. Reuters/

SEPUTARTANGSEL.COM - Ketegangan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dengan AS dan NATO tak juga menurun.

Pada Selasa 1 februari 2022, Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh AS dan pihak Barat sengaja menciptakan sebuah skenario untuk memancingnya ke dalam perang.

Vladimir Putin menuduh jika AS dan pihak Barat telah mengabaikan masalah keamanan Rusia atas Ukraina.

Baca Juga: Inggris Ancam Beri Sanksi pada Pihak-pihak yang Terkait dengan Kremlin atas Ukraina

Krisis dan ketegangan yang telah berlangsung selama enam minggu tak membuat Vladimir Putin menarik pasukannya di dekat perbatasan Ukraina.

Presiden Rusia tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda akan mundur dari tuntutan keamanan yang disebut Barat sebagai alasan yang tidak masuk akal.

Tuduhan Rusia akan melancarkan invasi ke Ukraina dibantah oleh Moskow.

Baca Juga: 67 Tahun Tak Pernah Mandi dan Jadi Manusia Terkotor di Dunia, Amou Haji Miliki Tubuh yang Sehat

"Sudah jelas sekarang ... bahwa kekhawatiran mendasar Rusia diabaikan," kata Putin, dilansir SeputarTangsel.com dari Reuters, Rabu 2 Februari 2022.

"Mari kita bayangkan Ukraina adalah anggota NATO dan memulai operasi militer ini. Apakah kita harus berperang dengan blok NATO? Apakah ada yang memikirkannya? Rupanya tidak," kata Putin lagi.

Hingga kini Rusia telah mengumpulkan lebih dari 100.000 tentara di dekat perbatasan Ukraina.

Baca Juga: Korea Utara Uji Coba Rudal Terbesar Sejak 2017, Amerika Serikat Serukan Dialog

Apa yang dilakukan oleh Rusia telah membuat AS dan negara barat lainnya khawatir akan melakukan invasi ke Ukraina.

Pihak Barat memastikan akan memberikan sanksi apabila Rusia melakukan Invasi.

Meskipun Rusia menyangkal tapi mengatakan bahwa dapat mengambil tindakan militer kecuali tuntutan keamananya dipenuhi.

Rusia ingin pihak Barat menghormati perjanjian 1999 dimana tertulis tidak ada negara yang dapat memperkuat keamanannya sendiri dengan mengorbankan orang lain, yang dianggap sebagai inti krisis.

Baca Juga: Amerika Serikat Tetap Buka Pintu Dialog dengan Rusia Terkait Ukraina

AS hingga kini masih membuka pintu dialog termasuk cara untuk memverifikasi bahwa tidak ada rudal jelajah Tomahawk di pangkalan NATO di Rumania dan Polandia.

Hal tersebut akan dilakukan bila Rusia berbagi informasi yang sama mengenai rudal di pangkalan Rusia tertentu.

AS menawarkan untuk melakukan pembicaraan mengenai berbagai masalah Rusia, termasuk pengendalian senjata di forum yang sesuai.***

Editor: Taufik Hidayat


Tags

Terkait

Terkini