“Vanuatu secara sengaja menutup mata ketika kelompok kriminal separatis bersenjata ini membantai para perawat, tenaga kesehatan, guru, pekerja konstruksi dan aparat penegak hukum,” tuturnya.
“Mereka (para korban KKB) adalah orang-orang yang mendedikasikan hidupnya untuk masyarakat Papua,” kata Sindy.
Baca Juga: Presiden Jokowi Sampaikan 4 Hal dalam Pidatonya di Sidang Umum PBB, Apa Saja?
Dia pun mempertanyakan, ketika ada sejumlah pekerja konstruksi dan guru yang dibunuh secara brutal oleh KKB, Vanuatu malah memilih untuk diam dan membisu.
“Ketika fasilitas umum yang dibangun untuk masyarakat Papua dihancurkan, mengapa Vanuatu, sekali lagi memilih bungkam?” ucap Sindy.
Sindy juga mengungkapkan bahwa Vanuatu justru membela separatisme dengan kedok keprihatinan HAM yang dibuat-buat.
Dirinya juga bertanya apakah hal tersebut adalah pemahaman Vanuatu mengenai HAM.
Baca Juga: Luhut Polisikan Haris Azhar, Politisi Papua: Jujur Saya Agak Percaya Haris Azhar
Dia menuturkan, Vanuatu terus-menerus mencoba mempertanyakan status Papua sebagai bagian yang utuh Indonesia yang tidak lagi perlu diperdebatkan.
Sikap Vanuatu itu juga bertentangan dengan Declarationon Principles of International Law concerning Friendly Relations and Cooperation among States.