Memanas! Tanggapi Serangan Udara AS, Taliban Incar Kota-kota Utama di Afghanistan

- 6 Agustus 2021, 10:00 WIB
Pasukan keamanan Afghanistan berjaga-jaga di sebuah pos pemeriksaan di distrik Guzara provinsi Herat, Afghanistan 9 Juli 2021
Pasukan keamanan Afghanistan berjaga-jaga di sebuah pos pemeriksaan di distrik Guzara provinsi Herat, Afghanistan 9 Juli 2021 /Foto: REUTERS/Jalil Ahmad//

SEPUTARTANGSEL.COM - Konflik antara Pemerintah Afghanistan dengan Taliban semakin memanas usai Amerika Serikat (AS) masih ikut campur setelah sebelumnya memutuskan akan mengakhiri keterlibatannya sejak 20 tahun terakhir di negara itu.

Menanggapi serangan udara AS beberapa waktu lalu itu, Milisi Taliban memutuskan untuk mengubah strateginya dalam upaya menguasai wilayah dan menggulingkan Pemerintahan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani.

Taliban telah mengubah strategi mereka yang semula menyerang daerah-daerah pedesaan di pinggiran Afghanistan menjadi kota-kota utama, seperti Herat, Kandahar, dan Lashkar Gah.

Baca Juga: Memanas, Wakil Presiden AS Kamala Harris Beri Peringatan Keras ke China, Begini Respons Tiongkok

Hal itu disampaikan oleh salah satu Komandan Taliban yang tidak ingin disebutkan namanya yang mengatakan bahwa pemimpin mereka Mullah Muhammad Yaqoob memutuskan mengincar kota-kota utama di setiap provinsi di Afghanistan.

"Mullah Yaqoob telah memutuskan untuk menyerang dan menguasai Kandahar, Herat, dan sekarang Provinsi Helmand. Kemudian Kunduz, Khost atau provinsi lainnya," kata Komandan yang berbasis di Kandahar, dikutip SeputarTangsel.Com dari laman resmi Reuters, Jumat, 6 Agustus 2021.

Serangan Taliban ke kota-kota utama tersebut dilakukan usai AS dianggap tidak berkomitmen terhadap keputusannya yang masih ikut campur setelah mengatakan akan angkat kaki dari Afghanistan.

Baca Juga: Hubungan Amerika Serikat dan China Memanas, Komando Militer AS Desak 'Perang' Lawan Beijing

"Mullah Yaqoob berpendapat jika AS tidak memenuhi komitmen mereka, mengapa Taliban harus mengikuti kesepakatan itu?" ucap Komandan Taliban di Kandahar itu.

Halaman:

Editor: Taufik Hidayat


Tags

Terkait

Terkini