Sekretaris Jenderal PBB Sebut Konflik Israel – Palestina Menuju Krisis Kemanusiaan

- 17 Mei 2021, 18:50 WIB
Kobaran api setelah serangan udara Israel di salah satu wilayah Gaza.
Kobaran api setelah serangan udara Israel di salah satu wilayah Gaza. /Sumber: Guardian / Oliver Holmes/

SEPUTARTANGSEL.COM – Pertempuran Israel dan Palestina berlanjut pada Senin, 17 Mei 2021.

Serangkaian serangan udara mengguncang kota dari utara ke selatan selama 10 menit lebih intens. Kali ini area yang dicakup lebih luas dan menyebabkan 42 warga Palestina tewas.

Media lokal menyebutkan jalan pantai utama di barat kota, kompleks keamanan, dan ruang terbuka menjadi target serangan saat ini.

Baca Juga: Jurnalis Desak Investigasi Serangan Udara Israel ke Gedung Media Massa

Bahkan, perusahaan distribusi tenaga listrik mengatakan serangan telah merusak jalur listrik dari satu-satunya pembangkit listrik di Gaza.

Para menteri luar negeri di dunia dan duta besar menyerukan gencatan senjata dan kedua belah pihak menghormati hukum humaniter internasional. Meski demikian, belum ada tanda-tanda ke arah di mana petugas medis di Gaza dapat mengevakuasi orang-orang yang tertimbun di bawah reruntuhan gedung.

Dikutip dari The Guardian, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan konflik Israel-Palestina sedang menuju krisis kemanusiaan yang tidak dapat dikendalikan.

Baca Juga: Setelah Viral di Media Sosial, Pemudik yang Memaki Petugas Penyekatan Minta Maaf

“Pertempuran beresiko menyeret Israel dan Palestina ke dalam lingkaran kekerasan dengan konsekuensi yang menghancurkan baik bagi komunitas maupun seluruh wilayah,” ujar Guterres di hadapan Dewan Keamanan PBB.

Dalam pidato yang disiarkan di televisi Israel pada Sabtu 15 Mei 2021, Perdana Menteri Israel Netanyahu menyatakan serangan dari pihaknya akan terus berlanjut dengan kekuatan penuh.

Israel akan mengambil harga yang mahal pada kelompok militan Hamas.

Baca Juga: Pemprov DKI Jakarta Kembali Membuka Izin TPU, Masyarakat Sudah Bisa Ziarah Kubur

Hamas mendesak kekuatan Israel. Mereka meluncurkan roket dari Gaza menuju Israel. Salah satu roket menghantam sinagoga di selatan Ashkelon beberapa jam sebelum kebaktian malam hari raya Shavuot.

Pertikaian Israel dan Palestina memang memburuk seminggu terakhir. Hal tersebut menandai pertempuran paling buruk di wilayah yang menjadi rumah bagi 2 juta warga Palestina sejak perang tahun 2014.

“Saya belum pernah melihat tingkat kerusakan seperti ini selama 14 tahun saya bekerja,” ujar Samir Al Khatib, pejabat penyelamat darurat di Gaza.

Baca Juga: 209 Warga Palestina Tewas, Israel Meningkatkan Agresi di Gaza dan Tepi Barat

Serangan udara terbesar Israel telah meratakan sejumlah gedung tertinggi di Kota Gaza. Militer Israel menuduh di dalamnya terdapat infrastruktur kelompok Hamas.

Sally Buzbee, editor eksekutif Associated Press di Gaza, menyerukan penyelidikan independen terhadap serangan udara yang menghancurkan kantornya.

Sementara Reporter Lintas Batas atau RSF (Reporters Without Borders) meminta pengadilan pidana internasional menyelidiki pemboman Israel. Tuduhannya adalah kejahatan perang.

Baca Juga: Punya Jalinan Diplomatik dengan Palestina dan Israel, Bagaimana Vatikan Memandang Situasi Terkini?

Kelompok pengawas yang berbasis di Paris tersebut mengatakan bahwa mereka telah mengirim surat kepada jaksa pengadilan internasional. Isi surat menyebutkan, antara lain 23 kantor organisasi media internasional dan lokal telah dihancurkan selama enam hari terakhir. ***

Editor: Ignatius Dwiana


Tags

Terkait

Terkini

x