Kebencian Anti Asia di AS Meningkat Tajam, Orang Asia Desak Joe Biden Cari Solusi

- 20 Maret 2021, 07:50 WIB
Simbol jari perdamaian.
Simbol jari perdamaian. /Ilustrasi: Unsplash / Priscilla Du Preez /

SEPUTARTANGSEL.COM – Insiden penembakan yang menewaskan lebih dari delapan orang telah terjadi akibat tindakan ujaran anti Asia-Amerika terkait penyebaran virus corona di seluruh Amerika Serikat.

Kejahatan kebencian terhadap orang Asia di Amerika Serikat sebesar 149 persen di 16 kota besar dibandingkan dengan tahun 2019 berdasarkan Pusat Penelitian Kebencian dan Ekstremisme.

Para ahli telah mengaitkan lonjakan itu dengan pandemi Covid-19 yang berasal dari China. Setelah beberapa orang Amerika Serikat, termasuk mantan Presiden Partai Republik Donald Trump, mulai menyebut virus corona sebagai "virus China", "wabah China", dan bahkan "kung flu."

Baca Juga: Melawan Menuver China, AS dan Jepang Resmi Kerjasama Militer

Baca Juga: Hubungan AS dengan China dan Korut Memanas, Menlu Antony Blinken Gandeng Jepang Beserta Sekutunya

Anggota parlemen Amerika Serikat Daniel Dae Kim mengatakan saat ini kondisi komunitas Asia-Amerika sedang terguncang akibat meningkatnya serangan ujaran rasisme anti Asia-Amerika dalam kongres yang diadakan di Georgia.

“Komunitas kami berdarah, kami kesakitan, dan selama setahun terakhir kami beteriak minta tolong,” kata Grace Meng Perwakilan Demokratis,” seperti dikutip SeputarTangsel.com dari Reuters pada Jumat 19 Maret 2021.

Daniel Dae Kim meminta anggota parlemen untuk segera mengesahkan undang-undang  guna mendanai kelompok yang memberikan konseling kepada korban kejahatan rasisme.

Baca Juga: Amerika Serikat Perkuat Militernya di Wilayah Indo-Pasifik, Siap Perang Lawan China?

Halaman:

Editor: Ignatius Dwiana


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x