SEPUTARTANGSEL.COM - Pria yang menyerang penulis buku The Satanic Verses atau Ayat-ayat Setan, Hadi Matar yang berusia 24 tahun mengaku tidak bersalah.
Pria tersebut dituduh melakukan percobaan pembunuhan berencana dan terancam hukuman maksimal 25 tahun setelah menikam Salman Rushdie.
Hakim David Voley yang memimin persidangan terhadap Matar, yang ditangkap langsung di lokasi kejadian penyerangan terhadap penulis Ayat-ayat Setan masih mempertimbangkan beberapa hal.
Baca Juga: Penulis Buku Ayat-ayat Setan Salman Rushdie Ditikam di New York
Dia baru memerintahkan Matar untuk tidak lagi berada dalam jarak dekat dengan Salman Rushdie.
Selain itu, Hakim David juga menyetujui permintaan pengacara terdakwa yang meminta sementara membungkan media. Dengan demikian, belum diketahui motif Matar melakukan penyerangan terhadap Salman Rushdie.
Di luar hal di atas, pengacara Matar yang tidak disebutkan namanya meminta pula agar kliennya dapat dibebaskan dengan jaminan. Hakim dan Dewan Juri sedang mempertimbangkannya.
Dilansir SeputarTangsel.Com dari Reuters, Jumat 19 Agustus 2022, sidang akan dilanjutkan kembali bulan September
Baca Juga: Kapal Survei Militer China Berlabuh di Sri Lanka di Tengah Kekhawatiran India
Diketahui, Matar adalah seorang Muslim Syiah yang lahir di California dari sebuah keluarga dari Lebanon.
Pemimpin Iran 33 tahun lalu, Ayatullah Khomeini memberikan fatwa untuk membunuh Salman Rushdie, beberapa bulan setelah novel Ayat-ayat Setan terbit.
Novel dinilai menghina Islam dan Muhammad Saw
Khomeini menyediakan hadiah jutaan dolar untuk kepala Rushdie, hingga dia bersembunyi selama sembilan tahun.
Dia mulai menampakkan diri di depan umum, setelah Presiden Iran Pro Reformasi Mohammad Khatami menyatakan, ancaman telah berakhir pada tahun 1998.
Namun, pada tahun 2019 penerus Khomeini, Ayatullah Ali Khameinei menyebut, fatwa tidak dapat dibatalkan.
Pemerintah Iran di Teheran menolak dikaitkan dengan kasus penyerangan terhadap Salman Rushdie dan tersangka Matar.
Dalam wawancara dengan New York Post, Rabu 17 Agustus lalu, Matar menyebut sangat menghormati Khomeini. Namun, dia menolak mengatakan penyerangan terinspirasi dengan tokoh revolusi Iran tersebut.
Dia hanya menjelaskan, tidak menyukai Salman Rushdie setelah membaca novel dan menonton tayangan YouTube-nya.
"Saya tidak terlalu menyukainya," kata Matar tentang Rushdie. "Dia adalah seseorang yang menyerang Islam, dia menyerang kepercayaan mereka, sistem kepercayaan." ***