Kekalahan Perang Dapat Sebabkan Barat Kehilangan Minat Dukung Ukraina dan Sarankan Penyelesaian Diplomatik

11 Juni 2022, 06:13 WIB
Perang Rusia dan Ukraina terus berlanjut setelah empat bulan /Dok. Reuters/Alexander Ermochenko//

SEPUTARTANGSEL.COM - Perang Rusia dan Ukraina sudah berlangsung selama empat bulan. Sampai saat ini Kyiv dapat dikatakan mengalami 'kekalahan perang'.

Para pejabat Kyiv, Ukraina menyatakan kekhawatiran, momok kekalahan perang dapat mengikis tekad Barat untuk mendukung negaranya dan menyarankan penyelesaian diplomatik.

Amerika Serikat dan sekutu sendiri telah memberikan miliaran dolar senjata ke Ukraina. Sementara itu, Eropa secara keseluruhan telah menampung jutaan orang yang terlantar akibat perang.

Baca Juga: Kota Sievierodonetsk Jadi Penentu Nasib Donbas di Ukraina Timur Pasca Dikuasai Rusia

Namun para pengamat menilai, Kremlin dapat mengeksploitasi perang berlarut-larut. Ini akan membuat memudarnya dukungan dan Barat mungkin mengarah kepada menekan Ukraina untuk segera menyelesaikan konflik.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky dikabarkan sudah kesal dengan saran Barat akibat kekalahan perang. Banyak yang menginginkan dia berkompromi. 

"Kelelahan meningkat. Orang menginginkan semacam hasil (yang bermanfaat) untuk diri mereka sendiri, dan kami ingin hasil (lain) untuk diri kami sendiri," kata Volodymyr dikutip SeputarTangsel.Com dari Al Jazeera, Jumat 10 Juni 2022.

Proposal perdamaian Italia ditolak Presiden Ukraina.   Presiden Prancis Emmanuel Macron juga mendapat reaksi marah, karena  menyarankan untuk membangun jalan keluar bersama melalui jalur diplomatik. 

Baca Juga: Rusia Gempur Ukraina Timur, Zelenskiy Bersumpah akan Rebut Kembali Wilayahnya

Bahkan, Menteri Luar Negeri AS Henry Lissinger juga pernah menyarankan Ukraina untuk mempertimbangkan konsesi teritorial. Ukraina menganggap, jalan ini sama saja dengan kekuatan Eropa pada tahun 1938 yang membiarkan Nazi Jerman mengklaim bagian dari Cekoslowakia untuk mengekang agresi Adolf Hitler.

Kyiv ingin mendorong Rusia keluar dari wilayah yang baru direbutnya, di Ukraina timur dan Selatan. Selain itu, mereka juga ingin mengambil kembali wilayah yang diambil Rusia pada tahun 2014, yaitu Donbas.

Setiap bulan perang menelan biaya sebesar 5 miliar dolar AS bagi Ukraina. Itu menjadikan negara tergantung pada Barat untuk senjata caggih dan mengamankan kemenangan. Sementara Rusia bertekad terus bertahan dengan invasi yang dilakukan.

Baca Juga: Final Play Off Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Eropa, Ini Link Live Streaming Wales Vs Ukraina

"Jelas bahwa Rusia bertekad untuk melemahkan Barat dan sekarang membangun strateginya dengan asumsi, negara-negara Barat akan lelah dan secara bertahap mulai mengubah retorika militan mereka menjadi lebih akomodatif," kata Analis Politik di Penta Centre, Volodymyr Fesenko. ***

Editor: Nani Herawati

Tags

Terkini

Terpopuler