SEPUTARTANGSEL.COM - Invasi Rusia terhadap Ukraina terus berlanjut. Sejak akhir Mei lalu, pasukan Rusia berusaha untuk memperkuat cengkeraman mereka di kota industri Ukraina Sievierodonetsk.
Pasukan Rusia semakin kuat menguasai Sievierodonetsk, selangkah lebih dekat untuk mendapatkan hasil yang besar atas serangan di wilayah Donbas timur.
Sementara itu, Presiden AS Joe Biden terus mendukung pasukan Ukraina. Biden mengumumkan paket senjata baru senilai $700 juta (Rp10,1 triliun) untuk Ukraina, yang akan mencakup sistem roket artileri mobilitas tinggi, yang dapat secara akurat mencapai target sejauh 80 km (50 mil).
Baca Juga: Umur Hidup Putin Dikabarkan Tinggal 3 Tahun karena Derita Kanker, Ini Faktanya
Pemerintahan Biden berencana untuk menjual empat drone (pesawat nirawak) MQ-1C Gray Eagle yang dapat dipersenjatai dengan rudal Hellfire.
Senjata-senjata itu digunakan di medan perang melawan Rusia, kata sebuah sumber, dikutip SeputarTangsel.com dari Reuters, Kamis 2 Juni 2022.
Warga sipil Rusia sebagian berlindung dari serangan Rusia di bawah sebuah pabrik kimia di Sievierodonetsk.
"Phak berwenang khawatir pabrik itu mungkin masih memiliki persediaan bahan berbahaya,: kata gubernur regional di Ukraina.
Gubernur regional Luhansk Serhiy Gaidai mengatakan 70 persen dari Sievierodonetsk dikuasai oleh pasukan Rusia.
Sementara 10 hingga 15 persen wilayah Sievierodonetsk adalah "zona abu-abu", dan sisanya dikuasai oleh Ukraina.
Rusia mengkritik keputusan AS untuk memasok sistem roket dan amunisi canggih ke Ukraina, memperingatkan peningkatan risiko konfrontasi langsung dengan Washington.
Baca Juga: Warga Israel Gelar Pawai Bendera di Jalan Utama Palestina, Ketegangan Kembali Meningkat
Sebagai informasi, panen gandum Ukraina tahun 2022 diperkirakan akan turun menjadi 19,2 juta ton dari 33 juta ton pada tahun 2021, kata serikat pedagang gandum Ukraina UGA.
Polandia siap membantu Ukraina melalui perjanjian ekonomi. Demikian diungkapkan Perdana Menteri Polandia saat ia membuka perumahan, sementara yang didanai dan dibangun oleh Polandia di sebuah kota yang sebagian besar hancur selama perang dengan Rusia.
Saat ini Rusia dan Ukraina sedang mengupayakan diplomasi.
Rusia mengatakan bahwa pihaknya tidak mengesampingkan pertemuan antara Presiden Putin dan Presiden Ukraina Zelenskiy, tetapi pembicaraan semacam itu perlu dipersiapkan sebelumnya.***