Presiden Jokowi Serukan Perdamaian Ukraina-Rusia di KTT Khusus ASEAN-AS: Perang Tidak Menguntungkan Siapa Pun

14 Mei 2022, 11:20 WIB
Presiden Jokowi menyerukan perdamaian dan menghentikan perang Rusia-Ukraina di KTT khusus ASEAN-AS /Twitter/@jokowi/

SEPUTARTANGSEL.COM - Invasi Rusia ke Ukraina telah menimbulkan dampak regional dan global.

Presiden Jokowi mengatakan perang di Ukraina telah menciptakan tragedi kemanusiaan dan memperburuk perekonomian dunia.

Hal itu diungkapkan Presiden Jokowi saat menghadiri KTT Khusus ASEAN-AS, di Washington DC Amerika Serikat.

Baca Juga: Pemerintahan Biden Undang Taiwan ke KTT Demokrasi, China Protes Keras

Dalam sambutannya, Presiden Jokowi menyerukan perdamaian Ukraina-Rusia.

“Perang tidak akan menguntungkan siapa pun," kata Jokowi dikutip SeputarTangsel.com dari Antara pada Sabtu 14 Mei 2022.

Jokowi meminta untuk menghentikan perang di Ukraina sekarang juga dan mendorong agar perdamaian dapat segera terwujud. Dan mewujudkan perdamaian menjadi tanggung jawab para kepala negara.

Baca Juga: Forest Watch Indonesia Bantah Klaim Jokowi di KTT G20, Nicho Silalahi: Ngibulnya Go Internasional

"Dunia tidak memiliki pilihan lain kecuali menghentikan perang sekarang juga. Setiap negara, setiap pemimpin memiliki tanggung jawab untuk menciptakan enabling environment agar perang dapat dihentikan, perdamaian dapat terwujud,” tegas Presiden.

Menurutnya, perang di Ukraina telah mengakibatkan krisis ekonomi global.

Jokowi mengungkapkan hal itu berakibat terhadap kenaikan harga pangan, energi, dan inflasi telah terjadi.

Kondisi krisis ekonomi global sangat memperberat perekonomian dan memperlambat pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs di negara berkembang dan kurang berkembang.

Jokowi menjelaskan dunia akan segera pulih dari pandemi Covid-19.

Baca Juga: Stafsus Sri Mulyani Dianggap Sebar Hoaks Jokowi di KTT G20, Fadli Zon: Tak Perlu Menjilat Berlebihan

Selanjutnya, dunia membutuhkan kerja sama dan kolaborasi. Oleh karena itu, Jokowi meminta perang di Ukraina segera dihentikan.

“Saat dunia seharusnya segera pulih dari pandemi Covid-19, dunia menghadapi masalah baru, perang di Ukraina. Saat dunia membutuhkan kerja sama dan kolaborasi, justru rivalitas dan konfrontasi makin menajam. Saat dunia membutuhkan multilateralisme yang makin kokoh justru unilateralisme yang makin mengemuka,” ujarnya.

Menurut Jokowi, dampak lanjutan dari perang di Ukraina telah melemahkan multilateralisme. Hal ini berpotensi memecah belah hubungan antar negara.

Dampak lainnya adalah pertumbuhan ekonomi, memprihatinkan.

Jokowi mengungkapkan bahwa Dana Moneter Internasional atau IMF menurunkan prediksi pertumbuhan ekonomi di emerging and developing Asia sebesar 0,5 persen pada 2022 dan 0,2 persen pada 2023.

Sejalan dengan itu, Bank Dunia menurunkan prediksi pertumbuhan ekonomi beberapa negara ASEAN hingga 1,2 persen.

“Bagi sebagian anggota ASEAN kenaikan 10 persen dari harga minyak akan berdampak menurunnya pendapatan nasional sebesar 0,7 persen dan kenaikan harga gandum akan mengakibatkan peningkatan kemiskinan sebesar 1 persen,” jelas Presiden.***

Editor: Dwi Novianto

Tags

Terkini

Terpopuler