Cuma Tambah 400 Kasus Baru Covid-19 dalam 10 Hari, China Langsung Lockdown Wuhan

5 Agustus 2021, 09:14 WIB
Tidak hanya tes 12 juta penduduk kota Wuhan, salah satu kota di China juga melakukan lockdown karena masuknya varian Delta. /Foto: REUTERS/Aly Song/

SEPUTARTANGSEL.COM - Pihak berwenang Wuhan, China, mengumumkan bahwa mereka akan melakukan tes Covid-19 untuk seluruh penduduknya.

Hal itu dilakukan setelah kota tempat pertama kali virus corona muncul itu melaporkan kasus pertama dalam lebih dari setahun tidak ada penambahan kasus.

"Kota Wuhan berpenduduk 11 juta, pemerintah akan bertindak cepat meluncurkan pengujian asam nukleat komperhensif untuk semua penduduk," kata pejabat Wuhan, Li Tao kepada media pada, Selasa, 3 Agustus 2021.

Baca Juga: Covid-19 Disebut Bocor dari Lab Wuhan, Adhie Massardi: Dunia Akan Pastikan Kesalahan Rezim Komunis China

Sementara itu, pada, Senin 2 Agustus 2021 pemerintah setempat mengumumkan terdapat tujuh kasus baru yang ditularkan secara lokal telah ditemukan di antara pekerja migran di kota Wuhan.

China sendiri telah membatasi penduduk seluruh kota di rumah mereka, menutup transportasi domestik, dan meluncurkan pengujian asam nukleat komprehensif massal dalam beberapa hari terakhir.

Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) melaporkan pada hari Selasa 2 Agustus setidaknya 90 kasus Covid-19 baru yang dikonfirmasi. Sedangkan di hari sebelumnya terdapat 98 kasus baru.

Baca Juga: Covid-19 Varian Delta Serang China, Wuhan akan Uji Semua Penduduk dengan Tes Asam Nukleat

NHC mencatat terdapat 400 jumlah kasus baru dalam 10 hari terakhir.

Pemerintah Provinsi Jiangsu Timur juga melaporkan sebanyak 45 pasien lokal dengan gejala, dengan lima di kota Nanjing dan 40 di kota Yangzhou.

Menurut data NHC, enam kasus yang ditularkan secara lokal juga terdeteksi di Provinsi Hunan dan tiga di Provinsi Hubei.

Provinsi Hubei mengatakan, ketiga pasien itu ditemukan di kota Wuhan.

Provinsi Yunnan, China, pada bulan Juli melaporkan wabah Covid-19 karena varian Delta. Yunnan sendiri berbatasan dengan Myanmar, tempat infeksi virus corona melonjak.

Baca Juga: China Tolak Mentah-mentah WHO yang Akan Selidiki Ulang Asal-usul Covid-19 di Laboratorium Wuhan

“Yang mengkhawatirkan tentang wabah ini adalah seberapa luas penyebarannya,” kata Katrina Yu, dikutip SeputarTangsel.Com dari Al Jazeera.

China mencatat bahwa 16 provinsi telah melaporkan kasus dalam 10 hari terakhir.

Pada 2 Agustus, NHC mengatakan terdapat 93.193 kasus yang dikonfirmasi, dengan jumlah kematian kumulatif tidak berubah 4.636.

Sementara itu, pemerintah kota Yangzhou mengurung lebih dari 1,3 juta penduduk kota di rumah mereka, dengan setiap rumah hanya diizinkan mengirim satu orang ke luar per hari untuk berbelanja kebutuhan.

Baca Juga: Mantan Menteri Luar Negeri AS Tuding Laboratorium Wuhan Lakukan Kegiatan Militer

Wabah menyebar ke Hunan dari Nanjing bulan lalu setelah orang-orang yang terkait dengan sebuah cluster di bandara Nanjing menghadiri pertunjukan teater di Zhangjiajie.

Sejak saat itu, pemerintah melacak ribuan orang yang menghadiri pertunjukan dan mendesak wisatawan untuk tidak melakukan perjalanan ke daerah di mana kasus ditemukan.

Sementara itu, Beijing telah memblokir turis untuk memasuki kota selama liburan musim panas dan meminta penduduk untuk tidak pergi kecuali diperlukan.

Pemerintah juga berjanji, masyarakat tidak akan mengeluarkan biaya selama pemberlakuan lockdown ini.

Baca Juga: Mantan Menteri Luar Negeri AS Tuding Laboratorium Wuhan Lakukan Kegiatan Militer

Sebelumnya, China membanggakan keberhasilannya dalam menurunkan kasus domestik menjadi hampir nol setelah virus corona pertama kali muncul di Wuhan.

Akan tetapi varian baru virus Covid-19, varian Delta mengancam keberhasilan itu dengan lebih dari 400 kasus domestik baru dilaporkan sejak pertengahan Juli.

Menurut ahli epidemiologi Zhong Nansha, dia mengatakan bahwa China perlu memvaksinasi sekitar 83 persen populasinya untuk mencapai kekebalan komunal.***

Editor: Sugih Hartanto

Tags

Terkini

Terpopuler