Dinas Rahasia Denmark Bantu AS Memata-matai Kanselir Jerman

2 Juni 2021, 07:00 WIB
Badan Intelijen Pertahanan Denmark (FE) bekerja sama dengan Badan Keamanan Nasional AS (NSA) memata-matai politisi Eropa papan atas. /Ilustrasi: Pixabay / Thedigitalartist-202249/

SEPUTARTANGSEL.COM – Badan Intelijen Pertahanan Denmark (FE) bekerja sama dengan Badan Keamanan Nasional AS (NSA) memata-matai politisi Eropa papan atas. Termasuk Kanselir Jerman Angela Merkel.

Menurut layanan penyiaran publik Danmarks Radio (DR) hal itu terjadi antara 2012 dan 2014.

Saat itu, Joe Biden menjabat sebagai Wakil Presiden Amerika Serikat di bawah pemerintahan Obama.

Baca Juga: Direktur Intelijen Israel Menyebutkan Aksi Militer ke Iran Harus Ditingkatkan

Dikutip dari Dong-A Ilbo pada Selasa, 1 Juni 2021, saluran media DR dan Jerman melaporkan bahwa NSA dan FE mengawasi politisi papan atas di negara Eropa ekonomi utama. Termasuk Jerman, Prancis, Norwegia, dan Swedia, di bawah proyek yang disebut Operasi Dunhammer.

Bersama dengan Angela Merkel, NSA menguping Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier saat itu dan pemimpin oposisi Peer Steinbrück melalui jaringan kabel internet lokal di Denmark dan sistem spionase Denmark yang disebut Mahkota Permata.

NSA mengumpulkan semua yang dapat mereka kumpulkan melalui ponsel seperti riwayat panggilan, teks, dan percakapan dari aplikasi pesan.

Baca Juga: Bikin Takjub, Walau Tunanetra Berhasil Menaklukkan Puncak Tertinggi di Dunia

Marah mendengar berita itu, negara-negara target mengecam AS dan Denmark secara bersamaan. Anggota parlemen Swedia Jens Holm mengatakan itu sangat keterlaluan. Pemimpin Partai Kiri Sosialis Audun  Lysbakken Norwegia menggambarkan insiden itu sebagai tindakan pengkhianatan yang serius.

Patrick Sensburg, seorang anggota parlemen Jerman, dengan ragu mempertanyakan bagaimana insiden seperti itu bisa terjadi. Sementara saluran berita Eropa meliput berita secara massal.

Kontroversi seputar kegiatan mata-mata NSA bukanlah hal baru.

Baca Juga: Film Prancis Ungkap Putra Mahkota Saudi Membeli Lukisan Yang Katanya Karya Leonardo da Vinci

Mantan insinyur di NSA dan CIA, Edward Snowden, membantah keberadaan program pengawasan rahasia pada 2013.

Pada hari Minggu, Snowden menuduh Presiden Biden sangat terlibat dalam skandal tersebut melalui postingan akun Twitter miliknya. ***

Editor: Ignatius Dwiana

Tags

Terkini

Terpopuler