Roket Long March Diprediksi Akan Jatuh Tidak Terkendali, China Klaim Tidak Akan Timbulkan Kehancuran

9 Mei 2021, 09:56 WIB
Roket Long March-5B Y2, membawa modul inti stasiun luar angkasa China Tianhe, lepas landas dari Pusat Peluncuran Luar Angkasa Wenchang di Provinsi Hainan China pada 29 April 2021. /Sumber: China Daily / Reuters/

SEPUTARTANGSEL.COM – Pusat pelacakan Eropa dan Amerika Serikat (AS) memperkirakan roket terbesar China, Long March-5B Y2, akan jatuh pada Minggu, 9 Mei 2021.

Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri China mengklaim bahwa puing-puing roket miliknya tidak berpotensi menimbulkan kehancuran. Sebab, sebagian besar puing-puing dari roket akan terbakar saat masuk kembali ke bumi.

Hal tersebut disampaikan China untuk menanggapi kekhawatiran AS terhadap adanya puingan roket yang tidak terkendali memasuki bumi.

Baca Juga: Roket Milik SpaceX Bawa Manusia ke Stasiun Luar Angkasa dan Riset

Dengan adanya peristiwa itu, Komando Luar Negeri Angkasa AS mengaku tengah memantau keberadaan roket dengan tinggi 100 kaki dan memiliki bobot sebesar 18 ton tersebut.

Dilansir dari Reuters, roket Long March-5B Y2 ,yang telah lepas landas dari pulau Hainan, dengan membawa modul Tianhe untuk stasiun luar angkasa China yang baru pada 29 April 2021 silam.

Pengawasan dan Pelacakan Luar Angkasa UE (EU SST) mengungkapkan adanya prediksi terbaru untuk waktu masuknya kembali badan roket Long March 5B itu pada 139 menit di kedua sisi pukul 02:32 GMT pada hari Minggu, 9 April 2021.

Baca Juga: China Berambisi Membangun Situs Peluncuran Roket Kelima

Hal serupa juga diprediksi Komando Luar Angkasa AS yang. memperkirakan roket China akan masuk kembali masuk ke bumi pada 02:04 GMT pada hari Minggu.

Sementara itu, Pusat Studi Reentry dan Debris Orbital (CORDS) di Aerospace Corporation, telah memperbarui prediksinya menjadi empat jam di kedua sisi pukul 0330 GMT pada hari Minggu

Menurut ahli astrofisika di Harvard, Jonathan McDowell, mengatakan ada kemungkinan potongan-potongan roket itu bisa jatuh tepat di darat maupun di daerah berpenduduk, seperti yang pernah terjadi pada Mei 2020.

Baca Juga: Bakal Jadi Janda Paling Tajir di Dunia Usai Cerai dari Bos Microsoft

Saat itu, potongan-potongan dari Long March 5B pertama yang jatuh di Pantai Gading itu memiliki berat hampir 20 ton yang menyebabkan kerusakan beberapa bangunan. Namun, tidak meninggalkan korban luka.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, meski AS menyatakan keprihatinan tentang adanya potensi kerusakan yang ditimbulkan dari roket China itu, Negeri Paman Sam sama sekali tidak memiliki rencana untuk menembak jatuh roket itu.

"Kami tidak berencana untuk berusaha menembak jatuh roket itu. Kami berharap roket itu akan mendarat di tempat yang tidak akan membahayakan siapa pun, mudah-mudahan di laut atau di tempat yang semestinya," kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dalam pernyataanya.***

Editor: Ignatius Dwiana

Tags

Terkini

Terpopuler