SBY Diisukan sebagai Otak Utama Makar dan Jadi Bulan-bulanan Intelijen, Simak Faktanya

- 11 Agustus 2021, 13:51 WIB
SBY diisukan sebagai otak utama makar dan jadi bulan-bulanan Intelijen
SBY diisukan sebagai otak utama makar dan jadi bulan-bulanan Intelijen /Instagram @sbylovers

SEPUTARTANGSEL.COM - Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) diisukan sebagai otak utama makar dan jadi bulan-bulanan intelijen.

Informasi tersebut beredar setelah sebuah akun di media sosial Facebook mengunggah video yang memperlihatkan aksi sejumlah mahasiswa yang diklaim sebagai aksi penolakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Aksi itu disebut-sebut didalangi oleh SBY.

Masih dalam informasi yang sama, SBY diklaim sebagai otak di balik aksi mahasiswa tersebut dan mendanai aksi hingga Rp190 Triliun.

Baca Juga: Pamer Lukisan 'Debur Ombak di Pantai Pacitan', Nama Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Trending di Twitter

"Anggota DPR RI Bersaksi

Jadi Otak Utama Upaya Makar

Kemarahan Intelijen Bikin S-BY Akui Semua," tulis narasi dalam thumbnail video yang beredar.

Dilansir dari laman resmi Kominfo, klaim yang mengatakan bahwa SBY adalah otak utama makar dan jadi bulan-bulanan intelijen adalah salah.

Faktanya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan HAM (Menkopolhukam) Mahfud MD mengatakan bahwa aksi penolakan PPKM merupakan aksi iseng yang dilakukan oleh kelompok tidak murni.

Klaim yang mengatakan bahwa SBY adalah otak utama makar dan jadi bulan-bulanan intelijen adalah hoaks
Klaim yang mengatakan bahwa SBY adalah otak utama makar dan jadi bulan-bulanan intelijen adalah hoaks Sumber: Kominfo

Baca Juga: Sebut Presiden Jokowi Pernah Kritik SBY Soal Pesawat Kepresidenan, Politisi Demokrat: Nolak Malah Terus Pakai

Menurut keterangan Mahfud MD, tidak ada tokoh tertentu yang menggerakkan ataupun mendanai aksi tersebut.

Selain itu, tuduhan ini juga sudah dibantah oleh SBY.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat, Andi Arief mengatakan bahwa SBY lebih memilih melakukan hal positif di tengah pandemi.

Berdasarkan analisa di atas, maka dapat disimpulkan bahwa klaim yang beredar adalah hoaks.

Mohon waspadai peredaran hoaks di sekitar kita. Karena itu, butuh usaha keras dari semua pihak untuk mengedukasi masyarakat tentang bahaya informasi hoaks.**

Editor: Harumbi Prastya Hidayahningrum

Sumber: Kominfo


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah