2. Potensi Trend Kenaikan Harga Minyak
Tidak hanya terkait sektor ekspor dan impor, perang Rusia-Ukraina juga dapat memperkuat tren peningkatan harga minyak dunia yang telah naik sejak akhir 2021.
"Peningkatan harga minyak dunia dapat terus terdorong karena Rusia merupakan salah satu negara eksportir minyak terbesar dunia, ini akan memengaruhi ekonomi domestik karena Indonesia merupakan net importir minyak dunia," papar Riza.
Baca Juga: Sanksi Serang Ukraina, Nike dan IKEA Tutup Tokonya di Rusia
3. Pengaruhi Konsumsi dan Daya Beli
Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menggunakan GTAP memprediksi Indonesia dapat mengalami kontraksi/perlambatan ekonomi 0,014 persen, sementara ASEAN secara keseluruhan 0,028 persen.
"Potensi penurunan ekspor kemudian kenaikan harga minyak, disusul perlambatan ekonomi akan berpengaruh pada daya beli dan konsumsi masyarakat," ujarnya.
Oleh karena itu, Peneliti INDEF itu menyampaikan sejumlah rekomendasi kepada para pemangku kepentingan, di antaranya Indonesia harus dapat menjaga stabilitas daya beli domestik, menekan inflasi, menjaga sektor konsumsi dan sektor riil.
"Sektor konsumsi dan daya beli harus dijaga oleh pemerintah, karena itu jadi salah satu penopang utama perekonomian Indonesia,"ujar Riza.