Kalah Untung dengan Facebook, Twitter Siap-siap Berikan Fitur Langganan Berbayar

- 10 Februari 2021, 23:08 WIB
Logo Twitter terlihat di luar kantor pusat perusahaan di San Francisco, California, AS, 11 Januari 2021.
Logo Twitter terlihat di luar kantor pusat perusahaan di San Francisco, California, AS, 11 Januari 2021. /Foto: REUTERS/Stephen Lam/

Baca Juga: Dukung PPKM Skala Mikro, Pangdam Jaya Lakukan Beberapa Langkah Ini

Dikutip Seputartangsel.com dari Techspot 10 Februari 2021, perusahaan video game seperti Ubisoft, Electronic Arts, dan Microsoft juga menyediakan langganan berbayar yang memberikan akses pengguna ke dalam koleksi ribuan game setiap bulannya.

CFO Twitter Ned Segal juga berkomentar dalam panggilan investor tahun lalu, bahwa menawarkan langganan berbayar memajukan daya tahan model keuntungan saat ini, lebih dapat diandalkan daripada periklanan.

"Meningkatkan daya tahan pendapatan adalah tujuan utama perusahaan kami," kata Kepala produk pendapatan Twitter Bruce Falck dalam sebuah pernyataan.

"Selagi kami sangat antusias dengan potensi ini, penting untuk dicatat bahwa kami masih dalam tahap penelusuran yang masih di tahap awal dan kami tidak mengharapkan pendapatan yang berarti dari kesempatan ini di tahun 2021," lanjutnya.

Baca Juga: Hasil Kunjungan ke Wuhan China, WHO Paparkan Penyebab Utama Tersebarnya Virus Corona

Baca Juga: Bulan Ramadhan Belum Tiba, Muhammadiyah Sudah Tetapkan Awal Ramadhan Jatuh Tanggal 13 April 2021

Meskipun terdapat potensi di model layanan langganan berbayar, ada kekhawatiran Twitter akan tidak mampu mengundang banyak pengguna baru. Mengenalkan model berbayar kepada layanan yang sebelumnya gratis dapat 'mengusir' calon pelanggan, yang pada akhirnya mereka akan mencari opsi gratis lainnya.

Twitter sebelumnya dilaporkan telah mendiskusikan secara internal tentang langganan berbayar selama bertahun-tahun. Menurut Bloomberg, Twitter sempat dengan serius menanggapi ide ini pada tahun 2017 dan mengumpulkan tim internal untuk meneliti berbagai cara menerapkan tarif pada Tweetdeck.

Tim tersebut menanyakan para pengguna apakah mereka bersedia untuk membayar fitur-fitur tertentu untuk mempertahankan Tweetdeck agar bebas dari iklan. Opsi lainnya yang didiskusikan adalah menyediakan alat yang lebih difokuskan kepada kalangan enterprise untuk mengelola banyak akun sekaligus. Namun upaya mereka gagal dan tim tersebut menyerah.***

Halaman:

Editor: Ihya R. Azzam


Tags

Terkait

Terkini

x